JAKARTA, iNewsSerpong.id - Prof Dr M Quraish Shihab MA mengatakan masyarakat yang ideal akan terus-menerus berubah dan berkembang menuju kesempurnaannya. Di sisi lain, Al-Quran juga menganjurkan pembaruan atau --dalam bahasa hadis Rasulullah SAW -- tajdid, atau istilah lainnya modernisasi atau reaktualisasi.
Dalam bukunya berjudul " Membumikan Al-Quran , Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat" (Mizan, 1996), Quraish Shihab menjelaskan Al-Qur'an memperkenalkan dirinya antara lain sebagai hudan li al-nas dan sebagai Kitab yang diturunkan agar manusia keluar dari kegelapan menuju terang benderang ( QS 14 :1).
Salah satu ayat Al-Quran, katanya, menjelaskan bahwa manusia tadinya merupakan satu kesatuan (ummatan wahidah), tetapi sebagai akibat lajunya pertumbuhan penduduk serta pesatnya perkembangan masyarakat, maka timbullah persoalan-persoalan baru yang menimbulkan perselisihan dan silang pendapat.
"Sejak itu, Allah mengutus nabi-nabi dan menurunkan Kitab Suci, agar mereka --melalui Kitab Suci tersebut-- dapat menyelesaikan perselisihan mereka serta menemukan jalan keluar bagi penyelesaian problem-problem mereka," jelas Quraish Shihab, sembari merujuk pada al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 213.
Agar Al-Quran berguna sesuai dengan fungsi-fungsi yang digambarkan di atas, menurut Quraish Shihab, Al-Quran memerintahkan umat manusia untuk mempelajari dan memahaminya (baca antara lain QS 38 :29), sehingga mereka dapat menemukan --melalui petunjuk-petunjuknya yang tersurat dan tersirat-- apa yang dapat mengantar mereka menuju terang benderang.
Di sisi lain, Al-Quran menggambarkan masyarakat ideal sebagai: tanaman yang mengeluarkan tunasnya, maka tunas itu menjadikan tanaman tadi kuat, lalu menjadi besarlah ia dan tegak lurus di atas pokoknya. Tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya ... ( QS 48 :29).
Penggalan ayat ini menggambarkan betapa masyarakat ideal tersebut terus-menerus berubah dan berkembang menuju kesempurnaannya. "Kalau gambaran di atas dikaitkan dengan hakikat kemodernan yang --antara lain-- bercirikan dinamika dan perubahan terus-menerus, serta dikaitkan dengan fungsi Kitab Suci seperti yang dijelaskan sebelumnya, maka kita dapat berkesimpulan bahwa Al-Quran menganjurkan pembaruan atau --dalam bahasa hadis Rasulullah SAW-- tajdid, atau istilah lainnya "modernisasi" atau "reaktualisasi"," tuturnya.(*)