Dalam dekade terakhir, penelitian menemukan bahwa robekan akar meniskus adalah salah satu faktor penyebab penting yang sering terlewatkan. Sebagian besar pasien yang menjalani operasi penggantian sendi lutut ternyata juga mengalami robekan akar meniskus yang tidak terdeteksi. Kerusakan pada akar meniskus ini memiliki dampak yang sama dengan kehilangan meniskus secara keseluruhan, padahal struktur ini berfungsi untuk menyangga sendi lutut dan menanggung lebih dari 50% beban.
Cedera akar meniskus ini seringkali tidak menunjukkan gejala yang khas. Biasanya, cedera ini terjadi pada usia 40 hingga 50 tahun dan ditandai dengan keluhan nyeri lutut yang persisten, terutama saat jongkok.
Sebelumnya, cedera akar meniskus hanya ditangani dengan fisioterapi, obat-obatan, atau tindakan pengangkatan sebagian jaringan meniskus (meniscectomy). Namun, hasil pengamatan jangka panjang menunjukkan bahwa tatalaksana tersebut tidak memuaskan dan tidak mencegah perburukan osteoartritis pada sendi lutut.
Oleh karena itu, pilihan tatalaksana terbaik adalah melakukan penjahitan kembali akar meniskus yang robek dan menanamkannya kembali ke dalam tulang. Tindakan ini dapat dilakukan secara minimal invasif dengan sayatan kecil di daerah lutut, menggunakan teropong lensa dan alat khusus, sehingga pemulihan pasien menjadi lebih cepat.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta