get app
inews
Aa Text
Read Next : Forum Masyarakat Tangerang Tengah Jadi Motor Pembentukan Daerah Otonomi Baru

Ada Potensi Gempa M 8,7 di Selat Sunda, Dampaknya Bisa Sampai Jakarta

Sabtu, 22 Januari 2022 | 15:53 WIB
header img
Ilustrasi gempa

JAKARTA, iNews.Serpong.id - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan wilayah yang akan terdampak atas potensi terjadinya gempa megathrust berkekuatan M 8,7 di Selat Sunda. Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan, kalau berdasarkan pemodelan shakemap, 8,7 goncangan seperti apa? Yang jelas, Lampung, Banten, Jawa Barat terguncang mencapai 7-8 MMI (destruktif). Kerusakan sedang hingga berat, termasuk Jakarta.

“Apalagi tanah Jakarta lunak, kerusakan bisa lebih parah juga,” ujarnya dalam Polemik MNC Trijaya FM bertajuk ‘Waspada Gempa Megathrust dan Bencana Hitrometrologi’ secara daring, Sabtu (22/1/2022). Peringatan potensi terjadinya gempa megathrust berkekuatan M 8,7 di Selat Sunda diberikan oleh Institut Teknik Bandung (ITB) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Menurut Daryono, sangat bisa hasil modelling tsunami ini dijadikan acuan karena sudah dimitigasi oleh para ahli. Metodenya pun telah disepakati. Dalam pemodelan tsunami, Selat Sunda, Jabar, Bandar Lampung, bisa mencapai 15-20 meter. Lalu, bisa menyusut ke Selat Sunda memutar sampai ke Utara Jakarta, tapi hanya 1,5 meter. “Yang penting bukan saat pasang purnama karena tsunaminya bisa lebih tinggi, termasuk juga terdampak ke pesisir Sumatera,” tutur dia.   

BMKG juga membuat pemodelan landakan sehingga bisa tahu daerah pesisir itu akan terlandak, tingginya berapa dan mana saja daerah yang aman. “Ini (mitigasi) diberikan ke putra daerah untuk menjadi acuan mitigasi membuat penataan berbasis mitigasi,” tuturnya.

Namun, Daryono menegaskan, bangsa Indonesia ditakdirkan hidup di atas batas lempengan. Hal ini menjadi risiko yang harus dihadapi sehingga Indonesia harus bisa bertahan menyelesaikan masalah ini.

Bukan hanya upaya-upaya yang harus dilakukan, tapi pemerintah juga terus mendukung dengan dipasangnya alat mitigasi yang lengkap di Selat Sunda.  “Sensor system ada 18, tide gauge ada 5, water level, automatic water system ada, IDSL punya KKP, BIG menaruh sensor tide gauge, 2 sirine tsunami yang ditempatkan Lampung dan Anyer, sirine tsunami ada 5 di sana,” ujarnya.    

BMKG juga terus mengedukasi masyarakat dan stakeholder supaya punya respons dan dapat mengurangi risiko. BMKG selalu menyampaikan kepada masyarakat bahwa memang proses alam yang membahayakan ada, tapi masyarakat harus paham cara selamatnya.  

“Memahami warning, memahami ciri-ciri alamiah agar kita selamat. Ada guncangan gempa kuat harus menjauh dari pantai. Gempa yang mengayun lama kita juga harus menjauh dari pantai. Edukasinya kita ajarkan terus,” tutur dia.

Editor : Burhan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut