Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si. - Dosen Universitas Buddhi Dharma & Ketua Umum Yayasan Bina Insan Madinah Catalina
SUNGGUH SAKIT rasanya hati ini, ketika melihat saudara-saudara kita di Palestina setiap hari menjadi korban kekerasan dari kaum Yahudi yakni zionis Israel. Mereka tidak hanya mengalami penyiksaan secara fisik, pemerkosaan hingga pembunuhan, namun juga kekerasan secara mental psikologis yang membuat mereka mentalnya rusak bahkan benci terhadap Islam.
Kekerasan zionis Israel tersebut terus berlangsung hingga saat ini. Dalam beberapa hari ini kita disuguhi informasi tentang kebiadaban kaum Yahudi terhadap saudara-saudara kita di Palestina. Ribuan orang warga Palestina menjadi korban, termasuk di dalamnya anak-anak dan wanita.
Terlepas dari urusan politik yang terjadi, sebagai sesama muslim tentunya kita wajib mengutuk dan harus turut serta merasakan penderitaan saudara-saudara kita di Palestina. Baginda Rasulullah SAW bersabda:
“Perumpamaan kaum mukmin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam.” (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad).
Perilaku dan sikap kaum Yahudi yang senang melakukan kekerasan, khususnya terhadap umat Islam, bukanlah hal yang baru. Di dalam Al-Qur’an, Allah SWT telah memberikan informasi yang jelas terkait dengan karakter dari kaum Yahudi sejak dahulu kala.
Mari kita kenali karakter kaum Yahudi itu berdasarkan sumber yang tidak diragukan lagi kebenarannya, yaitu firman Allah SWT yang terdapat di dalam Al-Qur’an. Dengan landasan ini, maka keimananlah yang menjadi landasan kita dalam menyikapi dan menilai setiap perbuatan kaum Yahudi khususnya zionis Israel.
Di dalam Al-Qur’an kaum Yahudi disebut dengan berbagai istilah seperti Ahl al-Kitab, Utu al-Kitab, Utu nashiban minal Kitab, Al-Yahud, Al-ladzina Hadu, dan Bani Israil. Berikut ini adalah beberapa karakter kaum Yahudi yang dijelaskan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an.
Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto : iNewsSerpong)
Keras Permusuhannya kepada Orang Beriman
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah [5] ayat 82 yang artinya: “Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya kami orang Nasrani”. Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendata dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri.”
Inilah karakter utama kaum Yahudi yang membuat mereka menjadi kelompok yang sering dan senang melakukan kekerasan kepada umat Islam. Kekerasan yang mereka lakukan didorong oleh sikap dasar mereka yang memang sangat memusuhi umat Islam.
Kaum Yahudi (dan Nasrani) Tidak Ridha Sampai Umat Islam Mengikuti Agama Mereka
Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam firman-Nya yang artinya: “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.”
Mengikuti agama Yahudi dan Nasrani, bukan berarti kita harus berpindah agama menjadi Yahudi atau Nasrani. Mengikuti agama Yahudi dan Nasrani dapat pula dimaknai mengikuti gaya hidup mereka dalam keseharian yang bertentangan dengan ajaran agama Islam.
Berperilaku Buruk yang Merusak Sendi-sendi Kehidupan
Allah SWT berfirman yang artinya: “Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram. Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka telah kerjakan.” (QS. Al-Maidah [5]: 62).
Pada ayat di atas dijelaskan oleh Allah SWT tentang tiga perilaku buruk kaum Yahudi yang dapat merusak sendi-sendi kehidupan. Dalam tafsir Jalalayn dan tafsir Al-Misbah dijelaskan bahwa kaum Yahudi cepat terlibat dalam berbuat dosa (maksiat), kedustaan, permusuhan, keaniayaan (menyakiti sesama) serta memakan barang haram yang didapat dari uang suap dan riba.
Lebih jauh lagi, Allah SWT menjelaskan dalam ayat ke-63 surat Al-Maidah [5] bahwa perilaku kaum Yahudi di atas dilegalisasi oleh orang-orang alim dan pendeta-pendeta mereka. Allah SWT berfirman yang artinya:
“Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram? Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan itu.” (QS. Al-Maidah [5]: 63).
Tugas utama umat Islam dalam bersosialisasi dan berhubungan sesama umat manusia adalah menebarkan kebaikan dan kebermanfaatan bagi manusia yang lain. (Foto : Ist)
Pembaca Hikmah Jum’at yang budiman, karakter kaum Yahudi di atas tentu sangatlah berbeda dengan karakter umat Islam. Tidak hanya dalam masalah peribadahan, dalam kehidupan sehari-hari di dunia ini, umat Islam memiliki aturan yang sangat indah yang dengannya akan tercipta ketertiban, kedamaian, dan persaudaraan sesama umat manusia.
Seorang orientalis sekaligus ahli sejarah Timur Tengah dari Skotlandia yang bernama Sir Hamilton Alexander Rosskeen Gibb atau yang lebih dikenal dengan H.A.R. Gibb memuji Islam dengan pernyataanyan: “Islam indeed much more a system of theology, if is complete civilisation”.
Islam sesungguhnya bukan hanya satu sistem teologi semata, tetapi ia merupakan peradaban yang lengkap. Demikian pendapat dari H.A.R. Gibb. Oleh karenanya, Islam mengajarkan kepada umatnya untuk berkontribusi secara positif terhadap kehidupan manusia di dunia ini.
Hal ini sejalan dengan konsep agama Islam yang rahmatan lil ‘alamiin. Oleh karenanya, tugas utama umat Islam dalam bersosialisasi dan berhubungan dengan sesama umat manusia adalah menebarkan kebaikan dan kebermanfaatan bagi manusia yang lain.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, Baginda Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik manusia di antara kalian adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain.”
Dengan kata lain, tindakan yang dilakukan oleh bangsa Palestina terhadap zionis Israel adalah tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan diri, mempertahankan haknya sebagai manusia dan bangsa yang selama ini dijajah dan diusir dari negerinya sendiri.
Oleh karenanya dalam surat Al-Fatihah Allah SWT menyebut kaum Yahudi sebagai kaum yang al-maghdlubi (yang dimurkai). Sebagaimana terdapat dalam ayat 7 surat Al-Fatihah [1] yang artinya: "(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”
Pada tafsir Jalalayn disebutkan bahwa yang dimaksud dengan mereka yang dimurkai adalah kaum Yahudi, sedangkan mereka yang tersesat adalah kaum Nasrani. Semoga Allah SWT memberikan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap berada pada jalan yang lurus yakni jalannya orang-orang yang telah mendapatkan nikmat dari Allah SWT. (*)
Umat Islam memiliki aturan yang sangat indah yang dengannya akan tercipta ketertiban, kedamaian, dan persaudaraan sesama umat manusia. (Foto : Ist)
Editor : Syahrir Rasyid