get app
inews
Aa Read Next : Hakim Anwar Usman tidak Hadir, Sidang Perdana Sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi

Dosen Universitas Trisakti: Kami Sedih Kampus Sudah Mengajarkan Etika, di Luar Etika Dikoyak

Sabtu, 10 Februari 2024 | 08:11 WIB
header img
Guru Besar Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti Dadan Umar Daihani sedih etika berbangsa yang telah diajarkan di kampus rusak. (Foto: Ismet Humaedi)

JAKARTA, iNewsSerpong.id -  Gelombang desakan pelurusan arah reformasi terus bersusulan. Dari lingkungan perguruan tinggi, civitas akademika Universitas Trisakti dilakukan melalui aksi pembacaan “Maklumat Trisakti Melawan Tirani” di Tugu Reformasi 12 Mei, Jakarta, Jumat (9/2/2024). 

Civitas Akademika Universitas Trisakti menyoroti rusaknya etika kehidupan berbangsa dan mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali ke jalur Reformasi. 

Dalam aksi itu, Guru Besar Fakultas Teknologi Industri Trisakti Dadan Umar Daihani mengatakan, gerakan ini merupakan aksi lanjutan dari kritik yang disuarakan sejumlah kampus lain.

“Kami sedih kampus sudah mengajarkan etika, di luar etika dikoyak. Ini menjadi panggilan dan kami ini hanya melengkapi semua guru besar yang sebelumnya sudah bicara," kata Dadan. 

Presiden Mahasiswa Universitas Trisakti, Vladima Insan Mardika, membacakan maklumat tersebut. Mereka menentang berbagai pelanggaran etika kehidupan berbangsa yang diperlihatkan oleh penyelenggara negara. 

Terutama isu dinasti politik yang belakangan mencuat ke permukaan setelah pencalonan Gibran Rakabuming Raka, putra Jokowi, sebagai wakil presiden di Pemilu 2024. Mereka menyoroti banyak hal seperti Mahkamah Konstitusi, sejumlah menteri hingga KPU sebagai penyelenggara pemilu. 

Vladima mengatakan, kegelisahan ini juga terjadi karena adanya manipulasi rakyat melalui personifikasi bantuan sosial (bansos) yang merupakan kewajiban negara atas hak-hak rakyat sebagai pemberian pribadi untuk tujuan kepentingan elektoral terhadap paslon tertentu.

"Kami menolak personifikasi dan personalisasi kewajiban negara atas hak-hak rakyat untuk tujuan partisan elektoral," ujar Vladima. 

Civitas akademika Universitas Trisakti juga menyoroti pemberantasan korupsi yang dilakukan pemerintahan era Jokowi penuh dengan intrik. Banyak terduga koruptor terlibat dalam tim kampanye yang didukung oleh para penguasa dan penyelidikan kasusnya dihentikan.

"Kami juga menolak pemberantasan korupsi yang bermotif dan bertujuan politik partisan. Jika negara serius, maka penanganan korupsi tidak berhenti ketika pejabat yang diperiksa justru menjadi juru kampanye paslon tertentu yang didukung penguasa," ujarnya. 

Vladima menilai, Pemilu 2024 menjadi pemilu pertama yang tidak fair, tidak bebas dan tidak demokratis semenjak masa Reformasi. Dia mengatakan terlalu banyak ketidaknetralan pejabat dan aparat negara, termasuk penyalahgunaan fasilitas dan sumber daya negara lainnya hanya untuk kepentingan partisan paslon tertentu. 

“Kami mendukung suara gerakan keprihatinan guru besar sertia sivitas akademika dari berbagai kampus universitas atas kemunduran demokrasi saat ini. Dan kami mendukung seruan untuk kembali ke jalan demokrasi yang benar,” ucap Vladima.


Artikel ini telah tayang di www.inews.id dengan judul " Guru Besar Universitas Trisakti Sedih Etika Berbangsa Rusak: Kampus Sudah Ajarkan, Dikoyak ", Klik untuk baca: https://www.inews.id/news/nasional/guru-besar-universitas-trisakti-sedih-etika-berbangsa-rusak-kampus-sudah-ajarkan-dikoyak/all.

Download aplikasi Inews.id untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
https://www.inews.id/apps

Editor : A.R Bacho

Follow Berita iNews Serpong di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut