get app
inews
Aa Read Next : Anak Usia 3 Tahun Disandera Ayah Kandung Selama 5 Jam di Depok, Diduga Akibat Stres

2 Anaknya tak Lolos PPDB 2024, Seorang Ibu Korban PHK di Depok Sedih dan Kebingungan

Rabu, 26 Juni 2024 | 16:35 WIB
header img
Rodiah Haryati menceritakan kesedihan anak kembarnya tidak lolos dalam seleksi PPDB. (Foto: MPI)

DEPOK, iNewsSerpong.id - Rodiah Haryati tak bisa menyembunyikan kesedihan, anak kembarnya tidak lolos dalam seleksi penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2024, di SMA Negeri 4 Kota Depok, Jawa Barat.

Rodiah menyebut dua anaknya mencoba melalui jalur afirmasi karena kondisi ekonomi usai di-PHK. Sebab, masuk sekolah swasta maupun SMK memerlukan biaya mahal.

"Ya sedih, masuk SMK kan harus keluar lebih banyak biaya, sedangkan kondisi saya ya begini. Suami nggak ada, anak saya kembar dua. Sedih rasanya saya, seorang ibu korban PHK," kata Haryati saat ditemui di SMAN 4 Depok, Selasa (25/6/2024).

Ratusan Massa Demo

Haryati mengaku kecewa tidak diterima sekolah negeri. Jarak rumah ke sekolah juga hanya 1,5 kilometer.

"Ya benar, karena kalau afirmasi itu diukur juga jaraknya, jadinya tidak masuk. Jarak dari rumah ke sini sekitar 1,5 km," katanya.

Diketahui, ratusan massa berdemo di depan SMAN 4 Depok. Mereka memprotes PPDB yang diduga ada kecurangan.

Massa aksi juga membawa sejumlah alat peraga demonstrasi berupa tulisan di antaranya 'Ada apa..?? Pengumuman PPDB SMA/SMK Terlambat', 'Aneh Setiap Tahun PPDB SMA/SMK di Depok Amburadul', 'Sekolah Negeri Untuk Siswa Miskin', 'Kenapa Sekolah Negeri Menolak Siswa Miskin?', 'Usut Tuntas Dugaan Mafia PPDB SMA-SMK', dan lainnya.

Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) kembali hadir di depan Sekretariat Musyawarah Kerja Kepala Sekolah SMA Negeri Kota Depok, wabil khusus SMAN 4 Kota Depok. Karena banyak persoalan dalam proses PPDB 2024 ini.

"Saya tidak mengerti kenapa Menteri Pendidikan Nadiem Makarim tidak berusaha sekuat tenaga untuk memperbaiki keamburadulan PPDB setiap tahun, ada apa?" kata Ketua DKR, Roy Pangharapan dalam orasinya.

"Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat berulang kali, selalu setiap tahun timbul masalah, tanpa mau memperbaiki," ujarnya. (*)

 

 

 

 

 

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut