TEXAS, iNewsSerpong.id - Dua perusahaan raksasa telah bergabung dalam daftar perusahaan yang mengambil tindakan tegas atas invasi Rusia ke Ukraina. Keduanya adalah perusahaan minyak dan gas (migas) ExxonMobil dan produsen pesawat Boeing.
ExxonMobil mengatakan, bakal keluar dari perusahaan patungan multi-miliaran dolar dengan Rosneft yakni perusahaan migas milik Rusia.
ExxonMobil menjadi produsen minyak terbaru yang memutuskan hubungan bisnis dengan negara itu, setelah langkah serupa dilakukan BP, Shell dan Equinor.
Sementara itu, pembuat pesawat terbesar di dunia Boeing mengatakan sedang menangguhkan operasional di Rusia. "Kami menyesalkan tindakan militer Rusia yang melanggar integritas teritorial Ukraina dan membahayakan rakyatnya," kata ExxonMobil yang berbasis di Texas dalam sebuah pernyataan resmi perusahaan.
"Kami sangat sedih dengan hilangnya nyawa yang tidak bersalah dan mendukung respons internasional yang kuat," tambahnya.
ExxonMobil saat ini beroperasi dan memegang saham di ladang minyak dan gas Pulau Sakhalin, bersama Rosneft dan perusahaan dari Jepang dan India. Dikatakan ExxonMobil akan keluar dari operasi minyak dan gas Rusia itu, yang telah bernilai lebih dari USD4 miliar serta menghentikan rencana investasi terbaru di negara itu.
Tahun lalu, ExxonMobil mempekerjakan lebih dari 1.000 orang di seluruh negeri, dengan kantor pusar terletak di Moskow, St. Petersburg, Yekaterinburg dan Yuzhno-Sakhalinst, menurut situs webnya. Rusia sendiri merupakan salah satu produsen energi terbesar di dunia.
Pengumuman itu muncul ketika minyak mentah Brent yang menjadi patokan internasional untuk harga minyak melesat jadi USD 110 per barel, menandai level tertinggi lebih dari tujuh tahun.
Sementara itu pada pada hari Senin, raksasa energi saingannya BP mengatakan, bakal melepas 19,75% sahamnya di Rosneft setelah "tindakan agresi Rusia di Ukraina".
Pada hari yang sama, Shell mengumumkan bahwa mereka akan mengakhiri semua usaha patungannya dengan perusahaan energi Rusia Gazprom. Hal itu termasuk berhenti dari fasilitas unggulan Sakhalin II, yang sebagian dimiliki dan dioperasikan oleh Gazprom.
Produsen minyak Norwegia Equinor juga mengatakan akan memulai proses divestasi dari usaha patungannya di Rusia.
Selain itu pada hari Rabu (2/3/2022), raksasa penerbangan Boeing mengatakan telah menangguhkan "operasi besar" di Moskow dan menutup sementara kantornya di Kyiv.
"Kami juga menangguhkan suku cadang, pemeliharaan dan layanan dukungan teknis untuk maskapai Rusia," kata juru bicara Boeing kepada BBC. P
Pembuat pesawat saingan Airbus tidak segera menanggapi permintaan BBC untuk memberikan komentar. Pengumuman itu muncul ketika brand-brand di seluruh dunia menjauhkan diri dari Rusia ketika invasinya ke Ukraina terus berlanjut.
Sebelumnya, Apple juga bergabung dalam daftar perusahaan besar yang menghentikan penjualan produk di Rusia, sebagai reaksi perusahaan atas memanasnya konflik di Ukraina.
Selanjutnya American Express juga mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka telah menghentikan hubungannya dengan bank-bank di Rusia, sejalan dengan sanksi.
Perusahaan kartu kredit itu menggambarkan bisnisnya di Rusia sebagai hal 'kecil', dengan satu mitra yang mengeluarkan kartu dan segelintir lainnya fokus pada perekrutan pedagang.
"Kami akan terus mematuhi semua undang-undang yang relevan saat situasi berkembang," katanya dalam sebuah pernyataan. (*)
Editor : Syahrir Rasyid