JAKARTA, iNewsSerpong.id - Perjalanan Nabi Muhammad SAW saat memulai berdagang hingga menjadi pengusaha sukses menarik untuk diketahui.
Nabi Muhammad SAW sudah mulai berdagang sejak usia 12 tahun.
Pada usia 17 tahun, Muhammad tercatat sebagai saudagar mandiri yang bermitra dengan Khadijah, wanita pemilik modal (shahibul mal), tetapi kemudian pada usia 25 beliau memutuskan untuk mempersunting Khadijah sebagai istrinya.
Menariknya, Siti Khadijah menjadi perempuan pertama yang menanamkan investasi kepada Nabi Muhammad saat usianya baru 12 tahun.
Kala itu kondisi perekonomian Siti Khadijah kaya raya lebih dulu sehingga menanamkan investasi kepada Muhammad SAW.
Investasi itu kemudian Nabi kembalikan saat usianya mencapai 17 tahun. Hasil usahanya itu, kemudian dia gunakan untuk meminang Siti Khadijah dengan 20 ekor unta.
Ini membuktikan bahwa Islam sejak lama menaruh perhatian kepada posisi perempuan sebagai entrepreneur.
Praktis, kisah keberhasilan usaha Nabi Muhammad sangat dipengaruhi oleh muslimah entrepreneur bernama Siti Khadijah.
“Sebagaimana dikatakan dalam hadist, rizki yang paling baik adalah yang didapatkan dari hasil tangan sendiri. Masih banyak sekali kisah lain. Pengusaha yang jujur akan selalu berada di dekat para nabi, ” ujar Wakil Ketua Umum MUI Pusat KH Marsudi Syuhud.
Sebagai negara mayoritas Muslim, peran Muslimah di Indonesia sangatlah penting. Muslimah Indonesia dapat berperan strategis untuk mendorong naiknya persentase entrepreneur di Indonesia.
Posisi muslimah sebagai ibu akan mengajarkan kepada anaknya melalui contoh nyata dan melahirkan entrepreneur yang lain.
Dia mengungkapkan bahwa negara yang kuat adalah negara yang memiliki enterpreneur yang kuat pula. Dia kemudian mencontohkan beberapa negara yang memiliki jumlah enterpreneur lebih tinggi dibandingkan Indonesia.
Beberapa negara itu, Amerika Serikat dengan jumlah enterpreneur 11 persen dari jumlah penduduk, Singapura 7 persen dan Malaysia 6 persen.
“Sementara Indonesia masih 3,6 persen. Itulah sesungguhnya ladang untuk dakwah entrepreneur di Indonesia. Masih terbuka sekali untuk menjadi entreprenur. Mudah-mudahan kita tidak berhenti di 3,6 persen, kalau bisa menyalip Malaysia, Singapura, bahkan di atas Amerika, ” ungkapnya melansir laman MUI.
Aktivitas bisnis Muhammad sebagai saudagar sukses berlangsung hampir sepanjang hidupnya. Dalam catatan Afzalurrahman dalam bukunya Muhammad as a Trader, disebutkan bahwa Muhammad SAW sebagai saudagar telah dikenal luas namanya di pelbagai negara, seperti Yaman, Suriah, Yordania, Bahrain, dan Irak.
Kesuksesan Muhammad sebagai saudagar ditopang oleh etika yang dewasa ini disebut sebagai key success factor (faktor kunci kesuksesan); yaitu al-shiddiq (benar, jujur), al-amanah (tepercaya, kredibel), al-tabligh (komunikatif, transparan) dan alfathanah (cerdas, profesional). (*)
Editor : Syahrir Rasyid