Meski nikmat dan menyegarkan dikonsumsi saat buka puasa, namun bisa mengakibatkan meningkatnya keinginan untuk mengonsumsi gula dan ngemil berlebihan, serta rasa lapar saat puasa.
Sementara beberapa orang suka menikmati makanan manis selama puasa, yang terbaik adalah membatasi jumlah makanan penutup yang dikonsumsi. "Hindari terlalu banyak makanan manis dan makanan penutup setiap hari.
Cobalah untuk membatasi makanan manis, terutama makanan manis Ramadhan yang populer, hingga tiga kali seminggu dan selalu jaga porsinya,” saran Sara.
"Banyak orang akan melewatkan atau mengganti makanan panas dengan yang manis-manis. Itu pasti akan menyebabkan kenaikan berat badan dan meningkatkan rasa lapar karena nutrisi yang terlewat seperti protein dan sayuran,” tambahnya.
Minuman berkafein, seperti kopi dan minuman ringan, harus dihindari karena menyebabkan tubuh kehilangan air dan meningkatkan dehidrasi. Hidrasi adalah kunci selama puasa karena umat Islam pergi berjam-jam tanpa seteguk air.
"Umumnya, kita membutuhkan antara delapan hingga 12 gelas air setiap 24 jam, tergantung pada tingkat aktivitas, usia, dan jenis kelamin kita. Minum seluruh jumlah sekaligus dalam satu hingga dua jam tidak akan membantu.
Ginjal kita memiliki kapasitas terbatas untuk menyaring satu liter per jam,” ujar Sara. Yang terbaik adalah mendistribusikan asupan cairan sepanjang periode antara buka puasa dan sahur.
Di mana buka puasa dengan satu hingga dua gelas air dan bertujuan untuk minum satu gelas air setiap jam. “Hindari menunggu sampai Subuh untuk minum air. Itu mungkin menambah rasa haus keesokan harinya.
Juga, overhidrasi tidak dianjurkan karena ini akan menguras potasium dan meningkatkan rasa haus," tandasnya Cara lain untuk memastikan bahwa berpuasa tetap terhidrasi adalah dengan mengonsumsi buah-buahan dan sayuran segar ke dalam makanan.
Keduanya kaya akan air dan tinggi potasium, yang membuat tubuh terhidrasi selama berjam-jam. (*)
Editor : Syahrir Rasyid