JAKARTA, iNewsSerpong.id - Dalam lima tahun terakhir, hubungan perdagangan Indonesia dan Rusia mengalami naik turun. Sejumlah produk Rusia memang menjadi langganan impor Indonesia , dimana nilainya tembus USD1,25 miliar atau setara dengan Rp17,8 triliun (Kurs Rp14.316 per USD) pada 2021.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) impor barang Indonesia dari Rusia yakni ingot besi baja yang menjadi bahan baku baja sebesar 486 ribu ton dengan nilai USD326 juta sepanjang 2021.
Selanjutnya, ada pupuk buatan pabrik 974,32 ribu ton dengan nilai USD326,03 juta. Lalu ada juga batu bara (tidak diglomorasi) dengan berat 1,21 juta ton senilai USD187,66 juta.
Ditambah Besi kasar, besi cor, dan besi beton seberat 143,95 ribu ton hingga USD120,31 juta, serta bahan mineral lainnya seberat 126,23 ribu ton senilai USD61,08 juta. Adapun produk dari Negeri Beruang Merah lainnya seberat 218,47 ribu ton dengan nilai USD232,08 juta.
Sebagai informasi, impor Indonesia dengan semua negara mitra dagangnya mencapai USD196,19 miliar sepanjang tahun lalu. Nilai tersebut tumbuh 38,58% dari tahun sebelumnya hanya USD141,57 miliar.
Pada tahun 2020 ketika Pandemi Covid-19 pertama kali muncul ikut mempengaruhi perdagangan kedua negara. Nilai perdagangan RI-Rusia pada 2021 mencapai USD2,75 miliar berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Terjadi peningkatan sebesar USD42,25% apabila dibandingan dengan 2020 yang hanya USD 1,93 miliar. Di sisi lain nilai ekspor Indonesia ke Rusia tumbuh 53,42% menjadi USD1,49 miliar sepanjang 2021 dibanding tahun sebelumnya. Semuanya merupakan komoditas nonmigas.
Sedangkan impor Indonesia dari Negeri Beruang Merah berdasarkan data Kemendag, terpantau tumbuh 30,89% menjadi USD1,25 miliar sepanjang 2021 dari tahun sebelumnya. Rinciannya, impor migas senilai USD44,87 juta dan impor nonmigas mencapai USD1,21 miliar.
Dengan demikian neraca perdagangan Indonesia dengan Rusia mencatat surplus USD239,79 juta pada 2021. Capaian tersebut lebih baik dibanding dengan tahun 2020, di mana Indonesia mengalami defisit USD340,38 juta. (*)
Editor : Syahrir Rasyid