JAKARTA, iNewsSerpong.id - Studi Global Travel Intentions 2021 dari perusahaan pembayaran digital Visa menunjukkan bahwa wisatawan Indonesia kini lebih mengutamakan fleksibilitas dan kenyamanan perjalanan. Survei ini juga mengungkapkan destinasi wisata yang ingin dikunjungi masyarakat Indonesia di luar maupun dalam negeri.
Studi ini menyoroti bagaimana kebanyakan masyarakat menginginkan perjalanan wisata yang bebas repot, sebagai kebutuhan utama sebesar 21 persen, melampaui kebutuhan berwisata yang bisa diatur sendiri, yang mendasar, yang menguatkan hubungan kembali, dan berdasarkan nostalgia.
"Temuan ini menunjukkan kerinduan masyarakat Indonesia untuk kembali berwisata dengan tanpa beragam pembatasan dan prosedur karantina yang ketat," kata Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia Riko Abdurrahman, Sabtu.
Sejalan dengan hal tersebut, lanjut Riko, perjalanan domestik mengalami pertumbuhan sementara perjalanan internasional belum pulih, dikarenakan adanya pembatasan perjalanan yang diberlakukan pemerintah serta aturan karantina di negara-negara tujuan, pada saat studi ini dilakukan.
"Seiring banyaknya negara yang sudah mulai melonggarkan aturan perjalanannya, kami berharap perjalanan domestik maupun internasional akan segera berkembang kembali," imbuhnya.
Berdasarkan studi ini, ketenangan pikiran / peace of mind (48 persen) dan kesehatan & keselamatan (25 persen) menjadi pertimbangan utama wisatawan Indonesia selama mempersiapkan perjalanan.
Untuk memastikan itu, mereka mencari penerbangan yang menawarkan proses refund, asuransi perjalanan, serta paket perjalanan yang terencana.
Sementara itu, untuk memastikan kesehatan dan keselamatan, konsumen di Indonesia secara berkala memeriksa ketentuan berperjalanan dan memastikan vaksinasi sebelum melakukan perjalanan.
Saat bepergian ke luar negeri, mereka juga memilih pembayaran contactless dan pembayaran dengan kartu, untuk transaksi yang lebih aman.
Destinasi internasional terpopuler yang ingin dikunjungi masyarakat Indonesia berdasarkan studi tersebut, adalah Jepang, Malaysia, Amerika Serikat, Singapura, Thailand, dan Korea Selatan.
Editor : Syahrir Rasyid