Secara nominal, capaian penerimaan pajak terutama berasal dari penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Nonmigas dan Pajak Pertambahan Nilai serta Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPN/PPnBM), dimana masing-masing kontribusinya terhadap total penerimaan pajak sebesar 60,33 persen dan 33,84 persen. Sri menilai, penerimaan pajak sangat baik, dampak harga komoditas, pemulihan ekonomi, dan dampak kebijakan phasing-out insentif fiskal dan PPS.
"Ke depannya, penerimaan pajak diperkirakan akan mengalami normalisasi. Sementara, realisasi penerimaan komponen perpajakan dari Kepabeanan dan Cukai hingga akhir April 2022 sebesar Rp108,38 triliun atau telah mencapai 44,24 persen terhadap target pada APBN 2022," terang Sri.
Kinerja penerimaan tersebut tumbuh 37,66 persen (yoy). Secara nominal, penerimaan Kepabeanan dan Cukai didukung terutama oleh penerimaan dari Cukai, khususnya Cukai Hasil Tembakau (CHT) yang kontribusinya mencapai 70,39 persen dari total realisasi penerimaan Kepabeanan dan Cukai. Realisasi PNBP sampai dengan akhir April 2022 mencapai Rp177,37 triliun atau setara 52,86 persendari pagu APBN 2022, atau tumbuh positif 35,04 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy).
"PNBP tumbuh terutama didorong kenaikan pendapatan SDA dan Pendapatan KND," tutup Sri Mulyani.(*)
Editor : A.R Bacho