HIKMAH JUMAT : Makna dan Hikmah Ibadah Kurban

Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si.
Bagi ummat Islam yang memiliki kemampuan untuk berkurban, disunnahkan bahkan diwajibkan untuk berkurban. (Foto : Ist)

Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si. -- Dosen Universitas Buddhi Dharma & Ketua Umum Yayasan Bina Insan Madinah Catalina)

IDUL ADHA sudah di depan mata. Ummat Islam seluruh dunia merayakan suka cita idul adha dengan melaksanakan shalat sunnah berjamaah di tanah lapang atau di masjid.

Setelah shalat usai, maka ibadah selanjutnya adalah melaksanakan prosesi pemotongan hewan kurban. Oleh karenanya, idul adha juga dikenal sebagai idul kurban.   

Begitulah aktivitas tahunan yang rutin dilaksanakan oleh ummat Islam setiap Idul adha atau Idul kurban tiba. Tak banyak dari ummat Islam yang mencoba merenungi makna dan hikmah di balik ibadah kurban sesungguhnya.

Kurban adalah bahasa serapan dari bahasa Arab. Kata dasarnya adalah Qariba – yaqrabu – qurbanan yang artinya adalah dekat, yakni mendekatkan diri atau sesuatu yang dekat.

Oleh karena itu, definisi asal dari kata kurban adalah setiap bentuk ketaatan yang dilakukan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT. Namun, dalam konteks idul adha, definisi kurban identik dengan menyembelih hewan ternak tertentu yang halal pada hari raya idul adha.

Adapun, makna dan hikmah dari ibadah kurban di antaranya:

1. Pengorbanan dan keikhlasan.

Ibadah kurban mengandung makna dan hikmah terkait dengan pengorbanan dan keikhlasan yang patut diteladani dari Nabi Ibrahim A.S. dan Nabi Ismail A.S. Tauladan ini dapat kita pelajari dalam Al-Qur’an surat As-Saffat ayat 102 yang artinya:

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” Ia (Ismail) menjawab: “Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, in syaa Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”

Nabi Ibrahim A.S dan Nabi Ismail A.S benar-benar berserah diri kepada Allah SWT. Karena itulah, tatkala Nabi Ismail A.S akan disembelih, kemudian Allah SWT menggantinya dengan seekor sembelihan yang besar. Allah memberikan kisah tauladan ini dalam Al-Qur’an surat As-Saffat ayat 103 -  107.

2. Sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT.

Kurban mengajarkan kepada kita untuk senantiasa bersyukur atas segala limpahan karunia yang telah Allah berikan. Begitu banyak karunia yang telah kita terima dari Allah, sehingga tidak ada satu pun di antara kita yang mampu menghitung dengan pasti berapa banyak karunia yang telah Allah berikan.

Allah SWT berfirman: “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl: 18).

Oleh karenanya, kurban merupakan representasi dari rasa syukur kita kepada Allah atas segala karunia yang telah Allah berikan. Dalam Al-Qur’an surat Al-Kautsar ayat 1-3, Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah Shalat karena Rabbmu, dan berkurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.”

3.      Bukti takwa kepada Allah SWT.

Bukanlah darah dan daging dari hewan sembelihan yang sampai kepada Allah. Namun dengan berkurban, kita telah memberikan salah satu bukti ketakwaan kita kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman:

“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepadamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS Al-Hajj: 37).

Selain itu, ibadah kurban merupakan amalan yang paling Allah cintai di hari raya Idul Adha. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda:

“Tidak ada suatu amalan pun yang dilakukan oleh manusia pada hari raya kurban yang lebih dicintai oleh Allah SWT dari menyembelih hewan kurban. Sesungguhnya hewan kurban itu kelak pada hari kiamat akan datang beserta dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kukunya. Dan sesungguhnya sebelum  darah kurban itu menyentuh tanah, ia (pahalanya) telah diterima di sisi Allah, maka beruntunglah kalian semua dengan (pahala) kurban itu.”  

4. Syiar agama Islam.

Semenjak tenggelam matahari di tanggal 9 Dzulhijjah yang menandai datangnya tanggal 10 Dzulhijjah, ummat Islam di seluruh penjuru dunia mengumandangkan takbir, tahlil, dan tahmid menyambut kedatangan hari raya idul adha. Gema takbir, tahlil, dan tahmid ini pun terus berlanjut hingga hari tasyrik, yakni tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.

Pengagungan kalimat Allah, menunjukkan bahwa betapa Allah Maha Besar, serta menunjukkan bahwa Islam adalah rahmat bagi semesta alam. Kalimat takbir, tahlil, tahmid, shalat sunnah idul adha, pemotongan hewan kurban, hingga pendistribusiannya, adalah syi’ar-syi’ar dari agama Allah yaitu Islam.

Allah SWT berfirman: “Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (QS. Al-Hajj: 32).

5.  Memberdayakan ekonomi ummat.

Setiap syariat yang diajarkan dalam Islam, pasti akan memberikan dampak positif tidak hanya untuk individu pelakunya, tetapi juga untuk masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Setiap ummat Islam yang menjalankan syariat dengan tepat, maka dia tidak hanya menjadi shalih secara individual, namun juga shalih secara sosial.

Begitu pula dengan ibadah kurban. Makna dan hikmah dari ibadah kurban tidak hanya dirasakan oleh individu yang melaksanakannya, namun juga oleh lingkungan di sekitarnya. Daging dari hewan sembelihan didistribusikan kepada masyarakat sekitar, sehingga semuanya merasakan suka cita idul adha.

Lebih dari itu, ibadah kurban juga memberikan dampak positif lainnya yakni memberdayakan ekonomi ummat. Dengan adanya ibadah kurban, maka para peternak hewan kurban juga mendapatkan keuntungan secara ekonomi. Jerih payah merawat dan memelihara hewan ternaknya, terbayar dengan adanya idul kurban.

Begitulah sejatinya ummat Islam, senantiasa memberikan manfaat dan kebaikan dimana pun mereka berada. Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Ahmad, Ath-Thabrani, Ad-Daruqutni).

Begitu besar makna dan hikmah ibadah kurban. Bagi ummat Islam yang memiliki kemampuan untuk berkurban, disunnahkan bahkan diwajibkan untuk berkurban. Jangan sia-siakan kemampuan dan kesempatan yang telah Allah berikan. Penyembelihan hewan kurban dapat dilakukan tidak hanya pada tanggal 10 Dzulhijjah, namun dapat pula dilakukan pada hari-hari tasyrik.

Selamat hari raya idul adha 1443 H. Semoga Allah menerima ibadah kurban kita semua. Aamiin.           

Wallahu a’lam bish-shawab.


Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto : Dok Pribadi)

          

Editor : Syahrir Rasyid

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network