Menurut Guru Besar Sejarah Islam 'Ain Syams University Kairo Mesir Ali Husnisebagaimana dalam Tarikh al Ka'bah (2004), penutupan ini dilakukan olehMadhad bin Amru al Jurhumi. Madhad kala itu adalah penguasa Mekkah yang berupaya menyembunyikan sumber alam luar biasa ini dari serangan musuh. Setelah sekian lama, berpijak dari petunjuk mimpi, kakek Nabi Muhammad, Abdul Muthalib kemudian memimpin proses penggalian sumur berkah ini. Seketika itu, zamzam akhirnya mengalir lagi.
Zamzam pun tak lagi sebatas dinikmati oleh Ismail, Hajar dan penduduk Mekkah lagi. Jamaah haji seluruh dunia tahun ini sebanyak 1 juta orang misalnya, setiap harinya dijatah satu botol zamzam kemasan 330 mililiter. Fasilitas gratis dari Arab Saudi ini tentu membuat jamaah haji bahagia. Zamzam gratis ini biasanya dibagikan di hotel-hotel tempat menginap jamaah selama di Mekkah.Jumlah ini tak seberapa. Ribuan liter zamzam lainnya setiap hari juga terdistribusi di Masjidilharam di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Bagi yang pernah berkunjung di dua masjid suci ini, pasti sudah merasakan begitu nikmat dan mudahnya mendapatkan zamzam di dalam masjid. Di banyak sudut, pengelola dua masjid ini (Haramain) telah menyediakan ratusan dispenser yang bisa diakses kapan pun.
Gentong-gentong plastik cokelat muda ini jarang sampai telat stok karena tak jauh dari benda ini ada banyak petugas yang berjaga rutin melakukan pengecekan. Jamaah pun kian dimanja. Di tiap deretan dispenser selalu ada pilihan dingin (cold). Ini membuat jamaah yang sangat kepanasan atau haus saat tawaf atau sa’i bisa terobati dahaganya. Seketika itu juga.Jumlah zamzam yang dikeluarkan dari sumur kuno itu kian bertambah karena setiap hari ribuan liter lainnya juga dibawa ke luar Saudi oleh puluhan ribu penumpang pesawat, kapal, bus dan sebagainya. Mereka tak sekadar berstatus jamaah haji atau umrah. Penumpang biasa pun umumnya tak mau melewatkan kesempatan berharga membawa oleh-oleh zamzam.
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait