Tempat Bersejarah di Serpong Berpotensi Menjadi Destinasi Wisata yang Menarik Dikunjungi

Tim iNews.id
Bersepeda mengunjungi tempat - tempat bersejarah di Tangerang Selatan, terutama di seputaran kawasan Serpong. (Foto: Ist)

SERPONG City, iNews.id -  Tempat bersejarah di Tangerang Selatan, terutama di seputaran kawasan Serpong cukup banyak untuk diketahui. Bukan hanya sekadar diketahui, tempat bersejarah tersebut juga bisa lokasi wisata.

Adapun lokasi bersejarah tersebut  yakni  Monumen Palagan Daan Mogot di BSD, Rumah Belanda 1891 Cilenggang,  Keramat Tajug, Monumen Perjuangan Rakyat Serpong dan Taman Makam Pahlawan Seribu.

Nah, untuk mengenalkan hal tersebut kepada publik, Swiss German University (SGU) mengingatkan pentingnya memperkenalkan tempat-tempat bersejarah kepada para masyarakat luas. Caranya, dengan mengajak komunitas sepeda menjelajahi kawasan bersejarah tersebut. 

“Kita perlu mengenalkan kepada lebih banyak orang tentang tempat bersejarah di Tangsel apakah itu dijadikan tempat yang menarik untuk wisatawan datang,” ujar Vice Rector for Academic Affairs Swiss German University (SGU), Dr. Irvan S. Kartawiria, S.T., M.Sc dalam kegiatan Gowes Jelajah Sejarah, pada Sabtu (6/11/2021). 

Para peserta melakukan gowes ke tempat bersejarah  mulai dari Monumen palagan Daan Mogot di BSD, Rumah Belanda 1891 Cilenggang,  Keramat Tajug, Monumen Perjuangan rakyat Serpong dan diakhiri di Taman Makam Pahlawan Seribu dengan tetap menerapkan protokol Covid-19.

Irvan menekankan, kegiatan ini juga dapat menjadi rujukan rute sepeda di kota Tangsel. Irvan melanjutkan, dengan bersepeda mendatangi tempat-tempat bersejarah juga bermanfaat untuk menambah ilmu.

“Kita sudah memperkenalkan rute bersepeda yang nyaman, sejuk dan juga segar udaranya dengan melintasi titik sejarah. Jadi tidak hanya dapat badan yang sehat tapi dapat cerita baru atau pandangan baru,” papar Irvan.

Sementara itu, Interim Vice Rector Non Academic Affairs Dr. Nila K. Hidayat SE., MM mengatakan, jika terdapat tiga komponen penting peningkatan destinasi wisata atraksi, amenitas, dan aksesibilitas. Hal ini termasuk untuk pengembangan tempat sejarah sebagai destinasi wisata.

“Saat atraksi kita tahu bersama bahwa setiap daerah pasti punya daya tarik atau keunikan atau keunggulan di masing-masing tempat. Saat berbicara masalah aksesibilitas artinya perjalanan menuju tempat itu harus diperhatikan apakah tempat itu mudah dicapai atau tidak,” papar Nila.

Sedangkan untuk amenitas, kata Nila sapaannya, adalah soal fasilitas pendukung. Hal tersebut dapat menjadi, pendukung bagi tempat bersejarah yang sudah memiliki banyak keunggulan dan keunikan sebagai destinasi wisata.

“Destinasi wisata itu mempunyai bersejarah dan nilai sejarah ini menjadikan tempat itu memiliki keunggulan atau keunikan sehingga banyak wisatawan atau masyarakat sekitar menjaga, melestarikan dan menjadi daya tarik dikunjungi banyak orang,” papar Nila.

Diketahui, kegiatan Jelajah Sejarah Tangsel ini juga diikuti oleh komunitas sepeda di Tangsel dan Jakarta yakni Gowes Cycling Club, Girigahana Cycling Team, Ojo Nelongso Ngepit dan Gowes Kemang. Kegiatan ini juga disponsori oleh Bamboonesia dan Gokskin.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network