KAIRO, iNewsSerpong.id - Tak terbayangkan mumi utuh masih ada. Para arkeolog Mesir menemukan mumi utuh langka yang berasal dari zaman firaun di bawah bayang-bayang piramida tertua di dunia yang berdiri di Saqqara, selatan Kairo, beberapa waktu lalu.
Mumi yang terpelihara dengan baik berada dalam sarkofagus batu kapur yang disegel. “Menemukan mumi utuh di dalam sarkofagus batu kapur bukanlah hal yang umum. Ini jarang terjadi. Itu sangat jarang," kata kepala arkeolog Mesir Zahi Hawass kepada Reuters yang dikutip SINDOnews.
Para arkeolog menemukan mumi kuno itu ketika mereka membuka tutup sarkofagusnya jauh di dalam ruang pemakaman di gurun di sisi barat Saqqara, sekitar 20 km (12 mil) selatan Kairo. Dalam sarkofagus berisi sejumlah jimat emas di lipatan pembungkus linennya.
Sekitar 30 mumi lainnya juga ditemukan di ruangan yang sama. Dari sekitar 30 mumi yang ditemukan di dalam ruang pemakaman di samping sarkofagus batu kapur dan mumi, beberapa di antaranya adalah orang miskin dan beberapa orang kaya.
Mereka mungkin kerabat dari pemilik asli kompleks pemakaman itu. Sebagian besar mumi tambahan ditemukan di relung di dinding ruang pemakaman, sekitar 11 meter (34 kaki) di bawah permukaan tanah. Termasuk empat mumi yang dikubur dengan seekor anjing.
Temuan itu juga termasuk dua peti mati kayu antropoid dengan tulisan hieroglif. "Ini adalah mumi khas dari dinasti ke-26. Mumi ini harus berisi jimat, jimat emas, untuk membantu almarhum pergi ke alam baka," kata Hawass.
Dinasti ke-26 memerintah Mesir dari sekitar 664 hingga 525 SM, tepat sebelum Persia menduduki daerah tersebut. Identitas mumi utama yang ditemukan di makam itu tidak diketahui, tetapi Hawass mengatakan, mumi itu adalah orang kaya.
Itu terlihat dari tutup sarkofagus yang ditutup dengan mortar pada zaman kuno, untuk mengawetkan mumi tersebut. “Jika ada mumi di dalam sarkofagus batu kapur, berarti orang ini kaya,” katanya.
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada oleh dengan judul "Langka, Mumi yang Masih Utuh Ditemukan Dekat Piramida Saqqara Mesir - SINDOnews".
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait