Herodes Agung membangun lapisan tertua tembok ini pada tahun 20 S.M. dan 19 S.M. ketika bait Yahudi kedua sedang didirikan. Tembok ini panjangnya 487 meter, namun karena tertutup oleh rumah penduduk maka tidak terlihat secara utuh.
Pada zaman ini bagian Tembok Ratapan yang tampak menghadap sebuah plaza di Wilayah Yahudi kota Yerusalem dan menjadi tempat ziarah dan tempat berdoa bagi umat Yahudi sejak abad ke-16. Perlu ditekankan bahwa orang Yahudi tidak menggunakan istilah Tembok Ratapan, melainkan Tembok Barat atau Ha-Kotel ("Tembok").
Setidaknya tujuh belas lapis Tembok Ratapan duduknya lebih rendah dari jalanan, namun batu-batu raksasa yang berada di bawah lokasi Tembok yang tampak, yang dijuluki ashlar, telah ada dari zaman Herodes.
Batu-batuan raksasa ini yang masing-masing berbobot antara satu hingga delapan ton, dan dioleh dengan presisi sehingga terpasang dengan rapat tanpa plester semen. Ada beberapa bagian pojok yang mengalami erosi dan lubangnya diisi dengan kertas bertuliskan doa oleh penganut Yahudi Ortodoks. (*)
Editor : Syahrir Rasyid