JAKARTA,iNewsSerpong.id – Konglomerat Anthoni Salim dikabarkan melaksanakan skema penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement dengan masuk ke emiten batu bara Grup Bakrie PT Bumi Resources Tbk (BUMI).
Dalam informasi yang dirilis di website BUMI pada Selasa (4/10/2022), bos Grup Salim tersebut akan masuk ke BUMI dengan membeli 200 miliar saham BUMI lewat Mach Energy (Hong Kong) Limited (MEL) dan Treasure Global Investments Limited (TGIL).
Menurut dokumen tersebut, MEL merupakan badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum Hong Kong dan beralamat di 24th Floor, Two Exchange Square, 8 Connaught Place, Central, Hong Kong.
Sementara, TGIL merupakan badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum Hong kong dan beralamat di Unit 1, 7/F, Tower 1, Enterprise Square, 9 Sheung Yuet Road, Kowloon Bay, Hong Kong.
Kemudian, siapa saja pemegang saham MEL dan TGIL?
Untuk MEL, pertama, PT Bakrie Capital Indonesia (BCI) dengan kepemilikan saham perusahaan sebesar 42,50%. BCI merupakan pihak dalam pengendalian oleh Kelompok Usaha Bakrie.
Pemegang saham kedua, Clover Wide Limited dengan kepemilikan saham sebesar 15%, merupakan pihak yang dikendalikan oleh Agoes Projosasmito. Agoes saat ini menjabat sebagai Direktur Utama PT Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS), anak usaha BUMI.
Ketiga, Mach Energy (Singapore) Pte. Ltd. juga menguasai saham MEL dengan kepemilikan saham sebesar 42,50%. Mach Energy (SIngapore) merupakan pihak yang dikendalikan oleh Anthoni Salim.
“MEPL merupakan perusahaan yang tergabung dalam kelompok usaha Salim,” kata dokumen terkait private placement tersebut, dikutip IDXChannel, Jumat (7/10).
Sumber: Dokumen private placement BUMI (hlm. 11)
Lebih lanjut, PT Aswana Pinasthika Investasi dengan kepemilikan saham TGIL sebesar 16,15%, merupakan pihak yang dikendalikan oleh Agoes Projosasmito.
Mach Energy (Singapore) Pte. Ltd. yang dikendalikan Salim juga menguasai saham TGIL dengan kepemilikan saham sebesar 83,85%.
Nantinya, MEL akan mengambil bagian atas sebesar 85% dari seluruh saham yang akan diterbitkan dalam PMTHMETD, dan TGIL akan mengambil bagian atas sebesar 15% dari seluruh saham yang akan diterbitkan dalam PMTHMETD.
“Khusus Pemodal yang merupakan entitas Kelompok Usaha Bakrie, Pemodal tersebut memiliki hubungan afiliasi dengan Perseroan, karena Pemodal tersebut merupakan pihak terafiliasi dari pemegang saham pengendali Perseroan,” jelas dokumen tersebut.
Menanggapi kabar tersebut, Direktur dan Sekretaris BUMI Dileep Srivastava bilang, manajemen BUMI menyambut para pemegang saham di di Bumi Resources.
"Kami menyambut para pemegang saham di keluarga Bumi. Mari kita tunggu hasil RUPSLB 11 Oktober 22 agar bisa memberikan komentar yang berarti. Untuk sementara jangan berspekulasi," kata Dileep, saat dihubungi IDXChannel, Jumat (7/10).
"Arah masa depan BUMI jelas dan tidak ada perubahan dalam hal ini," lanjut Dileep, "Namun, kemitraan tambahan yang berkualitas, di tingkat holding dapat dipandang sebagai pengembangan sinergis yang potensial."
Sebagai informasi, demi melakukan pelunasan utang Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) pada 2016, BUMI lewat penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement senilai Rp24 triliun (USD1,6 miliar).
Asal tahu saja, utang BUMI senilai USD4,3 miliar direstrukturisasi berdasarkan putusan pengesahan perdamaian (homologasi) pasca-PKPU sejak 2017 silam.
Untuk mengegolkan aksi korporasi tersebut, emiten pemilik cadangan batu bara terbesar di RI tersebut akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 11 Oktober mendatang.(*)
Editor : A.R Bacho
Artikel Terkait