MOSKOW, iNewsSerpong.id - Belakangan ini ramai spekulasi bahwa Rusia akan menggunakan senjata nuklir dalam perang di Ukraina. Hal itu didasarkan atas pernyataan Presiden Vladimir Putin pada September lalu bahwa Rusia akan menggunakan semua sumber yang ada untuk mempertahankan kedaulatannya.
Rusia berkali-kali membantah spekulasi soal penggunaan nuklir di Ukraina dengan alasan kondisinya belum memenuhi syarat. Negara itu hanya akan menggunakan nuklir jika negaranya diserang dengan senjata serupa atau konvensional pemusnah massal.
Setelah itu, AS dan negara NATO menggelar latihan perang pencegahan nuklir, namun mereka mengklaim aktivitas tersebut tak terkait dengan ketegangan antara Rusia an Ukraina.
Lantas, berapa sebenarnya hulu ledak nuklir yang dimiliki Rusia saat ini?
Dikutip dari Sputnik, Selasa (8/11/2022), berdasarkan data tahun 2022, Rusia memiliki total 5.977 hulu ledak nuklir. Dari angka tersebut hanya 1.426 yang disebar. Senjata-senjata itu bisa dibawa menggunakan lebih dari 513 armada darat, udara, dan laut.
Hulu ledak nuklir itu bisa dimasukkan ke beberapa proyektil, seperti rudal balistik jarak pendek (SRBM) dan rudal balistik antarbenua (ICBM) serta rudal jelajah hipersonik. Kendaraan pembawanya bisa truk, jet tempur, pesawat pengebom strategis, hingga kapal selam.
Beberapa peluru Rusia yang bisa membawa hulu ledak nuklir dengan jangkauan sangat jauh adalah ICBM Sarmat, Yars, dan Topol.
Selain itu hulu ledak nuklir bisa dipasang pada SRBM, namun dibawa terlebih dulu menggunakan pesawat atau kapal perang dan kapal selam. Pesawat pengebom jarak jauh Tu-160 dan Tu-95, jet tempur Su-34, kapal selam kelas Borei yang membawa rudal Bulava, serta peluncur udara hipersonik Avangard dan Kinzhal.
Rudal tersebut hanya bisa membawa senjata nuklir taktis, bukan strategis. Artinya daya hancur yang ditimbulkan sangat terbatas. Tujuan utama penggunaan senjata nuklir taktis adalah efektivitas dalam membawanya karena lebih kecil.
Soal jangkauan, Rusia memiliki rudal balistik jarak pendek (SRBM) Iskander-M yang dibawa menggunakan kendaraan. Rudal ini mampu membawa hulu ledak nuklir taktis dengan jangkauan 500 kilometer. Selain itu ada pula rudal Kalibr yang bisa mencapai jarak 4.500 km.
Setiap rudal tersebut mampu membawa muatan nuklir hingga setara dengan 50 kiloton TNT, meski tak akan menggunakan sebanyak itu. Sebagai perbandingan, dalam pengeboman Hiroshima oleh pasukan Amerika Serikat pada 1945, satu bom memiliki daya hancur setara dengan 13 kiloton TNT. Artinya dalam kemampuan penuh, rudal-rudal itu memiliki daya ledak hampir 4 kali lipat lebih dari bom Hiroshima.(*)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait