JAKARTA,iNewsSerpong.id - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memprediksi permintaan kendaraan listrik tahun depan diprediksi masih akan tinggi. Berdasarkan data wholesales yang dirilis, total ada 5.963 unit mobil listrik terjual dari delapan produsen yang memasarkan mobil listrik di Indonesia.
Astrid A Wijana, Head of Marketing PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) optimistis, jumlah tersebut terus bertambah. Pasalnya, ia melihat permintaan terhadap mobil listrik terus bertambah, khususnya produk milik Hyundai.
Dalam diskusi santai bersama awak media, Astrid mengatakan, bahwa pada 2020, permintaan mobil listrik memang sangat sedikit. Itu diakibatkan teknologi yang masih sangat baru dan harganya yang masih sangat tinggi.
Namun, berbeda dengan tahun berikutnya, ketika Hyundai meluncurkan Ioniq 5, di mana permintaan sudah cukup tinggi, meski mobil belum diluncurkan. Sementara pada 2022, Astrid yakin jumlahnya terus bertambah hingga akhir tahun.
“Saya yakin perkembangan mobil listrik akan jauh lebih pesat dibandingkan mobil hybrid. Kalau dilihat dari segi perkembangan segmennya saja, dibandingkan dari 2020, 2021, dan 2022, itu sudah pesat banget. Ini kita bicara cuma Hyundai aja ya, belum ngomongin pemain lain yang baru masuk di tahun ini,” kata Astrid, ditulis Sabtu (26/11/2022).
Sepanjang periode Januari-Oktober 2022, Hyundai sudah menjual 1.485 unit mobil listrik, yang terdiri dari Ioniq EV, Kona Elextric, dan Ioniq 5. Itu belum termasuk Genesis Electrified G80 yang merupakan bagian dari Hyundai Group.
“Pada 2020 pasar mobil listrik enggak jalan, mungkin cuma 20 unit yang terjual dan harganya pun lebih mahal. Hyundai di bulan November (2020) membawa masuk dua kendaraan, dengan hanya November dan Desember itu kami mendistribusikan retail itu hampir 200 mobil,” ujar Astrid.
“Pada 2021, Hyundai berhasil meretailkan 605 unit, total baterai EV saat itu 680, jadi membuat Hyundai kurang lebih menjadi pemimpin segment dengan 86 persen," ujarnya.
"Dan 2022 tahunnya belum selesai, sampai Oktober saja Hyundai sudah meretailkan 1.480 unit. Itu saja sudah dua kali lipat dibandingkan 2021. Bayangkan 2023. Jadi future electric vehicle di Indonesia itu sangat cerah,” ungkap Astrid.
Astrid menyampaikan, HMID juga berkomitmen untuk menjadi pemain besar di industri kendaraan listrik di Asia Tenggara. Selain itu, Hyundai juga ingin membantu pemerintah Indonesia agar bisa memiliki kekuatan di sektor itu.
“Supaya Indonesia bisa bicara banyak di elektrifikasi, kita tidak cuma impor mobilnya, tapi juga produksi mobil di dalam negeri,” tandasnya.(*)
Editor : A.R Bacho
Artikel Terkait