JAKARTA, iNewsSerpong.id - Komponen termahal pada kendaraan listrik adalah baterai yang mencapai 40-60 persen dari harga mobil.
Seperti halnya dengan handphone, baterai mobil listrik juga memiliki masa kinerja yang tidak optimal. Lalu, kapan baterai mobil listrik harus diganti?
Chief Operating Officer (COO) PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), Fransiscus Soerjopranoto mengungkapkan bahwa penggunaan dan perawatan baterai mobil listrik mirip dengan smartphone.
Kinerja Tetap Optimal
Jika sudah mencapai batas yang ditentukan, pemilik disarankan untuk mengganti baterai agar kinerjanya tetap optimal.
"Karena itu, semua pemain memberikan garansi 8 tahun karena itu masa optimal penggunaan baterai. Yang dijaga sama seperti di handphone adalah 70 persen. Itu adalah level minimum baterai sebelum harus diganti. Kalau sudah di bawah 70 persen, baterainya harus diganti," ujar Frans saat berkunjung ke Gedung iNews Tower, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (13/6/2024).
Frans menjelaskan bahwa kendaraan listrik mempertemukan dua industri yang berbeda, yaitu kendaraan dan baterai.
"Jadi mobil listrik itu menggabungkan dua industri yang berbeda. Pertama, sumber energi, mulai dari charging dan sebagainya. Yang kedua adalah industri baterai. Jadi, tidak hanya berbicara tentang mobilnya saja," katanya.
Frans menilai bahwa saat ini banyak masyarakat yang masih khawatir dengan mobil listrik. Kondisi ini mirip dengan ketika transmisi otomatis pertama kali diperkenalkan. Banyak yang ragu terkait dengan harga transmisi yang mahal dan tenaga kendaraan.
Namun, pada akhirnya, sekarang banyak orang justru lebih banyak menggunakan mobil matic. Mereka mulai merasakan mobil ini lebih praktis terutama di daerah-daerah perkotaan yang padat.
"Demikian pula mobil listrik, pada akhirnya semua akan mengarah ke sana," ujarnya. (*)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait