Tahun baru Target Baru Butuh Resolusi, Ternyata Resolusi Tahunan Berdampak bagi Kesehatan Mental

Tim Okezone
Terkadang resolusi yang dibuat hanyalah sebatas angan-angan dan tidak diterapkan alias hanya di atas kertas. (Foto/Ilustrasi : Shutterstock)

JAKARTA, iNewsSerpong.id - Tahun baru suasana baru. Karena itu, wajar bila seseorang kerap membuat resolusi apa yang hendak dilakukan di tahun yang baru. Seseorang selalu menargetkan apa yang akan dicapai atau bagaimana menjadi lebih baik.

Masalahnya, terkadang resolusi yang dibuat hanyalah sebatas angan-angan dan tidak diterapkan alias hanya di atas kertas. Lantas, apakah sebenarnya membuat resolusi itu perlu dilakukan?

Beberapa waktu lalu, Mental Health First Aid AS (MHFA) merilis bahwa sekitar 40 persen orang Amerika menetapkan resolusi pada awal tahun, dan kurang dari setengahnya berhasil setelah enam bulan.

Resolusi Tahun Baru

Karena itu, MHFA mengingatkan penting untuk membuat resolusi tahun baru tetap realistis. Saat menetapkan resolusi, penting untuk meluangkan waktu untuk merenungkan perubahan dan apa yang secara realistis dapat dilakukan untuk mencapai perubahan itu.

"Dengan mengambil langkah-langkah yang lebih kecil dan lebih dapat dicapai menuju tujuan, ada kemungkinan lebih besar bahwa akan mempertahankannya," kata organisasi itu seperti dikutip dari Antara.

Ini berlaku untuk semua jenis resolusi, termasuk kesehatan mental. Anda dapat membantu mengelola gejala kesehatan mental dengan mengambil langkah-langkah kecil setiap hari.

Pertama, luangkan waktu untuk perawatan diri. Pikirkan daftar kegiatan perawatan diri yang membuat Anda bahagia dan jadwalkan sebagai bagian dari rutinitas harian. Ini bisa berupa sesi terapi terstruktur atau latihan harian atau sekadar jalan-jalan di luar ruangan atau waktu bersama orang-orang terkasih.

Lebih lanjut, bersikap baiklah kepada diri sendiri. Perubahan bisa jadi sulit dan seringkali membutuhkan waktu. Biarkan diri memiliki perasaan dan maafkan diri atas kesalahan.

Hal lain yang dapat membantu mengelola kesehatan mental adalah dengan menjadikan tidur sebagai prioritas. Studi telah menemukan bahwa tidur dan kesehatan mental terhubung.

Faktanya, sekitar 65-90 persen penderita depresi berat juga mengalami masalah tidur. Tahun ini, cobalah tidur sedikit lebih awal setiap malam dan berikan tubuh Anda istirahat yang dibutuhkan.

Selanjutnya, batasi waktu layar (screen time). Menghabiskan terlalu banyak waktu di ponsel atau komputer dapat memengaruhi kualitas tidur, hubungan, dan bahkan menyebabkan perasaan depresi dan kecemasan.

Sadari berapa banyak waktu yang dihabiskan untuk online dan dampaknya terhadap kesehatan mental dan buat penyesuaian, jika perlu. Ketika berbicara tentang media sosial, gunakan tips ini untuk menggunakan platform dengan cara yang positif.

Langkah terakhir adalah pelajari lebih lanjut tentang kesehatan mental. Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan kesehatan mental adalah dengan memahaminya.

Ada sumber daya online yang tersedia yang memberikan informasi tentang kesehatan mental umum, atau dapat berbicara dengan profesional medis untuk mempelajari lebih lanjut tentang situasi spesifik kesehatan mental. (*)


Seseorang selalu menargetkan apa yang akan dicapai atau bagaimana menjadi lebih baik. (Foto/Ilustrasi : Shutterstock)

 

Editor : Syahrir Rasyid

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network