Kisah Hikmah : Jangan Berdusta Walaupun Hal Ringan

Widaningsih
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mengingatkan umatnya agar tidak berdusta walaupun hal ringan. Foto ilustrasi/ist

JAKARTA, iNewsSerpong.id - Ada kisah ringan dari seorang shahabiyah (sahabat perempuan Nabi SAW) Asma binti Umais . Ia adalah salah seorang wanita yang pertama memeluk Islam. Ia telah mengikrarkan syahadatnya sebelum Rasulullah berdakwah di Darul Arqom. Ia membaiat Rasulullah. Turut berhijrah ke Habasyah dan ke Madinah.

Asma bercerita, suatu hari ia mendapat teguran dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam agar tidak berdusta walaupun hal ringan. Asma binti Umais mengatakan,

“Aku adalah orang yang mendandani Aisyah dan menyerahkannya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Saat itu Nabi ada beberapa perempuan yang hadir. Kami tidak melihat di sisi beliau ada jamuan. Kecuali hanya satu teko berisi susu. Beliau mengambilnya dan minum darinya. Kemudian beliau suguhkan kepada Aisyah. Tapi Aisyah malu-malu. Ku katakan, ‘Jangan kau tolak uluran tangan Rasulullah’. Aisyah pun mengambilnya dan meminumnya.

Beliau berkata kepadaku, ‘Beri susu ini untuk teman-temanmu.”

Asma menjawab, “Kami tidak menginginkannya.”

Nabi menanggapi kata-kata Asma ini, “Jangan kalian gabungkan dusta dan rasa lapar.”

Asma berkata lagi, “Jika seorang dari kami mengatakan sesuatu yang dia inginkan, tapi malah yang diucapkan tidak ingin, apakah itu termasuk dusta”?

Nabi Shallallahu alaihi wa sallam menjawab, “Sesungguhnya satu kedustaan tercatat sebagai dusta , hingga dusta ringan, juga akan tercatat dusta ringan.”

Siapa Asma binti Umais?

Dirangkum dari berbagai sumber, nama dan nasabnya adalah Asma binti Umais bin Ma’d radhiallahu ‘anha. Nasabnya berujung pada Khats’am al-Khats’amiyah. Ibunya adalah Hind, yaitu Khaulah binti Auf bin Zuhair bin al-Harits.

Asma binti Umais menikah dengan Ja’far bin Abut Thalib. Setelah memeluk Islam, keduanya hijrah ke Habasyah. Di sanalah putra-putra mereka Abdullah, Aun, dan Muhammad lahir. Setelah Ja’far syahid di Perang Mu’tah, Abu Bakar meminang Asma. Dari pernikahan keduanya, lahirlah seorang anak yang bernama Muhammad. Sepeninggal Abu Bakar, Ali bin Abi Thalib menjalin rumah tangga dengannya. Lahirlah anak-anak yang bernama Yahya dan Aun. Dalam satu riwayat disebutkan namanya Muhammad. Karena itu beliau berlaqob Ummu Muhammadain, ibu dua orang Muhammad.

Asma memiliki hubungan yang dekat dengan keluarga Rasullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia adalah pembantu putri Rasulullah, Fatimah. Dan juga saudara -beda ayah- dari istri Rasulullah Maimunah binti al-Harits. Dan tentu saja istri dari dua orang sepupu Rasulullah, Ja’far bin Abu Thalib kemudian adiknya, Ali bin Abu Thalib.

Asma adalah seorang wanita yang cerdas. Kondisi ini terlihat dari kisah yang diriwayatkan dari Ummu Ja’far, Fatimah berkata pada Asma binti Umais, “Aku merasa tidak nyaman dengan apa yang dilakukan terhadap jenazah wanita. Mereka dibalut dengan suatu kain, lalu kain itu membentuk lekuk-lekuk tubuhnya.”

Asma menanggapi, “Wahai putri Rasulullah, maukah kutunjukkan apa yang kulihat saat di Habasyah”? Ia minta diambilkan pelepah kurma yang masih basah. Lalu kutempelkan padanya. Setelah itu baru ditempeli kafan.

Fatimah mengatakan, “Bagus sekali idemu. Kalau aku meninggal nanti, engkau yang memandikan aku. Dan jangan izinkan seorang pun masuk.”

Asma binti Umais termasuk salah satu shahabiyah yang juga meriwayatkan beberapa hadis. Wafatnya diperkirakan pada tahun 38 Hijriyah dan ada juga yang berpendapat setelah tahun 60 Hijriyah. (*)



Editor : Syahrir Rasyid

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network