Proyek kereta cepat Jakarta Bandung menjadi proyek kerja sama Indonesia - China paling sering disorot publik. (Foto : Ist)
JAKARTA, iNewsSerpong.id - China banyak terlibat proyek besar di Indonesia masa pemerintahan Presiden Jokowi. Baik melalui skema kerja sama pemerintah maupun kerja sama bisnis.
Angka investasi dari Negeri Tirai Bambu itu pun semakin membesar di negeri ini. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengungkap, China sukses menggeser posisi Singapura sebagai penanam modal terbesar di Indonesia pada kuartal IV 2022.
Jumlah investasi China pada kuartal IV 2022 tercatat sebesar USD3 miliar. Sedang investasi Singapura sekitra USD2,7 miliar. "China kali ini di kuartal keempat terbesar. Tapi kalau kumulatif tetap Singapura," kata Bahlil.
Setidaknya terdapat lima proyek besar China di Indonesia yang selalu menjadi sorotan publik.
Pembangkit Listrik Tenaga Air Sungai Kayan dibangun di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Proyek ini menelan investasi sekitar USD17 miliar atau sekitar Rp255 triliun.
Pembangunan konstruksi tahap I PLTA terbesar di ASEAN ini akan dimulai tahun ini. Harapannya, tahun depan sudah bisa beroperasi. Tahun-tahun berikutnya akan dibangun tahap II hingga tahap 5.
Nantinya PLTA ini akan menghasilkan listrik sebesar 9.000 megawatt (MW) yang akan digunakan untuk kawasan industri di Kalimantan Utara, yakni KIPI Tanah Kuning, dan juga wilayah Kalimtan lainnya.
2. Kereta Cepat Jakarta Bandung
Proyek ini sarat dengan kontroversi dan polemik. Kontroversi itu sudah dimulai sejak ground breaking oleh Presiden Jokowi pada Januari 2016. Ignatius Jonan, Menteri Perhubungan saat itu, tak menghadiri ground breaking proyek transportasi yang sejatinya masuk dalam wilayah tanggung jawabnya.
Awalnya, proyek ini digagas murni gawean bisnis BUMN Indonesia dan China, alias tak menggunakan dana APBN. Dalam perjalanannya, penyelesaian proyek kereta cepat yang berjalan lelet ini butuh anggaran yang lebih besar lagi.
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yang bertanggung jawab atas proyek ini kehabisan duit. KCIC sendiri merupakan gabungan dari konsorsium Indonesia, PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (60% saham), dan konsorsium Tiongkok, Beijing Yawan HSR Co Ltd (40% saham).
3. PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP)
IMIP mengelola kawasan industri berbasis nikel yang terintegrasi dengan produk utama berupa nikel, stainless steel, dan carbon steel yang berlokasi di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
Kawasan Industri IMIP merupakan kerja sama antara Bintang Delapan Group dari Indonesia dengan Tsingshan Steel Group dari China yang secara rill mulai dibangun pada 2014. Saat ini IMIP memiliki 11 smelter dan investasi yang dihabiskannya mencapai Rp235 triliun.
4. PT GNI PT Gunbuster Nickel Industri
GNI sempat menjadi sorotan akibat bentrok pekerja lokal dan TKA China. Nilai invetasi proyek sebesar USD3 miliar atau Rp45 triliun. Pabrik GNI yang diresmikan Jokowi pada Desember 2021 dibangun di daerah Morowali Utara, Sulawesi Tengah.
Pabrik itu dimiliki oleh perusahaan baja China, yakni Jiangsu Delong Nickel Industry Co. Ltd, perusahaan pertambangan nikel yang bergerak di bidang penambangan, peleburan, dan pemurnian nikel.
5. Waduk Jatigede
Waduk Jatigede diresmikan pada 2015. Investasi China diproyek ini tidak terlalu besar. CEXIM-China hanya mengucurkan dana USD215,62 juta atau sekitar Rp3,23 triliun. Jumlah itu sekitar 46% dari total anggaran waduk yang mencapai Rp7 triliun (USD467 juta).
Sejatinya, proyek ini sendiri dimulai pada 2008, di era pemerintahan SBY. Waduk Jatigede Proyek yang digagas sejak era Presiden Soekarno ini mulai dialiri air pada 2015 lalu.
Waduk Jatigede adalah waduk seluas 4.983 hektare. Selain untuk irigasi, wadu juga menjadi pembangkit listrik sumber tenaga PLTS 110 megawatt. (*)
Lokasi pabrik GNI di marowali. GNI sempat menjadi sorotan akibat bentrok pekerja lokal dan TKA China. (Foto : Ist)
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Minggu, 05 Februari 2023 - 12:42 WIB oleh I. Husni Isnaini dengan judul "5 Proyek Raksasa China di Indonesia: Habiskan Duit Rp112,5 Triliun, Nomor 2 Paling Ribet...Bet".
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait