JAKARTA, iNewsSerpong.id - Cantika (24), tak berdaya menghadapi paman dan sepupu. Terapis berambut ikal panjang dan berkulit putih mulus ini, berjumpa dengan kerabatnya ditempat pijat dimana ia bekerja. Dengan berat hati terpaksa melayani dua orang terdekatnya karena sudah dibooking.
Ironisnya, di luar jam kerja atau lingkungan keluarga Cantika juga dipaksa berhubungan badan sebab kalau menolak, paman dan sepupunya akan melapor pekerjaan Cantika sebagai terapis kepada orangtuanya.
“Aku sudah 3 tahun kerja sebagai terapis, sebelumnya aku memang tidak kerja,” ujar Cantika ketika ditemui di kafe kawasan Senopati, Jakarta Selatan, Jumat (24/12/2021).
Dia menjalani pekerjaan kotor ini karena tidak memiliki keterampilan yang mumpuni. Cantika pun menceritakan awal mula bekerja sebagai terapis karena saat itu diajak oleh kawannya yang satu sekolah dengannya.
Cantika yang lulusan sebuah SMA di Tangerang ini menuturkan kawannya mengajak bekerja sebagai terapis dan mengatakan kalau memang dia bekerja di tempat pijat.
Namun, kawan itu tidak bilang kalau tempatnya bekerja adalah tempat pijat plus-plus. “Awalnya dia nggak bilang kalau tempatnya bisa begitu. Dia cuma bilang kalau saya jadi terapis pijat,” ucapnya.
Awalnya Cantika menolak, namun karena kondisi keluarganya yang tidak berkecukupan, sementara dia anak pertama yang diharapkan keluarganya setelah lulus sekolah bisa membantu keuangan keluarga.
Setelah dipikirkan secara matang, dia menerima rayuan sang kawan untuk bekerja sebagai terapis. Ketika baru masuk ada sistem screening dan dia juga harus menuruti kemauan bos-bosnya.
“Saat screening aku disuruh bugil dan dilihat tubuh aku. Apakah mulus atau ada luka nanti akan ditentukan gradenya,” katanya.
Setelah screening, Cantika yang ketika itu baru berusia 20 tahun ternyata lolos dan mulai ikut pelatihan memijat yang dilakukan para ahlinya. Selama 3 bulan dirinya dilatih untuk memijat tamu pria yang berkunjung ke tempatnya bekerja yang berada di Jakarta Selatan.
Pada hari pertamanya, dia diberikan pelanggan yang tidak suka macam-macam. Bahkan, saat pertama kali dia hanya memijat sang tamu dan tidak melayani untuk bersetubuh. “Saya memang pas masuk dikasih tahu, ini bisa berbuat seperti itu dengan tambahan bayaran,” ucapnya.
Tiga minggu berjalan Cantika akhirnya melayani pelanggan. Menurutnya, tamu pertama yang dilayani adalah seorang pemuda yang usinya tidak jauh dengannya. “Gimana ya namanya harus begitu dengan orang asing. Tapi, mau nggak mau harus melayaninya. Untungnya dia masih seumuran,” ujarnya.
Hingga akhirnya dia mulai terbiasa melayani sejumlah pria hidung belang yang datang ke tempat pijatnya. Setelah bekerja selama beberapa bulan ternyata ekonominya mulai berubah. Kehidupannya meningkat. Dia sudah bisa membantu keluarganya.
Namun, dia harus pintar-pintar menyembunyikan pekerjaannya kepada keluarga. Hingga suatu ketika dia kaget ketika yang booking adalah orang yang dia kenal. Mulanya dia sudah curiga dari gelagatnya ketika masuk kamar untuk melayani sang tamu. “Nggak tahunya benar. Dia ternyata paman atau adik ibu aku,” tuturnya.
Ketika bertemu, sang paman sempat kaget. Namun, bukannya marah si paman malah langsung minta dilayani oleh Cantika yang keponakannya. Dia merasa jijik karena harus melayani sang paman. Dia pun sempat menolak, tapi sang paman malah mengancam akan melaporkan ke bosnya dan orangtuanya yang membuat Cantika bisa dipecat.
Maka dengan terpaksa dia harus melayaninya. “Saat itu, aku harus melayaninya dua kali. Dan dia hanya memberikan tip tanpa memberikan uang lebih,” ucapnya.
Sang paman ternyata tidak hanya datang sekali. Dia bisa datang berkali-kali, bahkan jika Cantika sedang libur dan ketemu di rumahnya, pamannya juga minta dilayani. Jika ditolak, sang paman mengancam akan memberitahukan keluarga besarnya terkait pekerjaan yang dilakoninya. “Ya aku mau tidak mau hanya bisa menurutinya,” katanya.
Penderitaan Cantika tak cukup sampai di situ. Ternyata dia juga bertemu orang terdekat di tempat pijatnya. “Nggak tahunya sepupu aku juga langganan. Selama ini aku nggak pernah ketemu sampai aku dibooking sama dia,” ujarnya.
Sama seperti sang paman, sepupunya itu bukannya melarang atau meminta keluar dari pekerjaannya malah meminta melayaninya. Begitu juga bila bertemu atau ada acara keluarga, sepupunya selalu curi-curi waktu agar bisa berdua dengannya dan melayani syahwatnya.
Apa yang diperbuatnya masih terjadi hingga saat ini, bahkan saat sepupunya telah menikah masih meminta Cantika untuk melayani nafsunya. Sebagai perempuan lemah dia hanya pasrah dan menerima apa yang dialaminya.
Dia belum berencana berhenti dari terapis karena masih membutuhkan uang yang cukup besar untuk membantu keluarganya. Namun, dia juga telah meminta kepada kawan-kawannya dan bosnya untuk dipindahkan ke cabang lain. “Kalau bisa pindah ke cabang luar kota. Jangan lagi di Jakarta biar nggak ketemu sama saudara lagi,” ucapnya. (*)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait