Saat itu, kata A, pedagang hanya mencoba mempertahankan barang-barang yang hendak diangkut oleh Satpol PP. Namun, bukannya humanis Satpol PP malah bertindak anarkis.
"Seharusnya kan diturunkan (barang-barang pedagang yang diangkut Satpol PP) ini enggak. Kita coba pertahankan barang. Makannya emosi Satpol PP," ucapnya.
A mengatakan banyak pedagang menjadi korban. Seperti temannya yang dibanting."Teman saya itu yang dibanting," katanya.
Bahkan, A mengaku menjadi korban dari kerusuhan tersebut. Kata A saat itu dia hendak meredam kerusuhan. Namun yang terjadi dirinya malah dipukul dari belakang oleh Satpol PP. "Saya mau misahin. Malah kena tonjok dari belakang," ungkapnya.
Dalam kerusuhan itu juga terlihat ada aparat kepolisian dan TNI. Namun tak bisa berbuat banyak. A pun heran dengan penertiban yang dilakukan oleh Satpol PP tersebut. Sebab sebelumnya sudah ada kesepakatan antara pemerintah Kota Tangerang dengan para pedagang untuk bisa menggelar lapak di lokasi.
"Tadinya kan sepakat dua meter setengah atau tiga meter setengah kita ambil. Disana kan digaris, ya kok kenapa tadinya disetujui malah terjadi kayak gini (penertiban),"
Pemkot Tangerang juga pernah menawarkan lokasi baru. Namun, lokasi yang ditawarkan oleh pemerintah tidak strategis.
"Tapi Tempatnya gak memadai. Kebanyakan modal kebuang dagangan abis (sepi pembeli). Akhirnya minjem ke rentenir," katanya.
MNC Portal Indonesia telah mengkonfirmasi Kepala Satpol PP Kota Tangerang, Wawan Fauzi. Saat dihubungi lewat telepon dan pesan singkat dia belum merespon. (Irfan Maulana/MPI)
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta