Pada bulan Mei, Grab melaporkan kerugian kuartalan sebesar 250 juta dolar AS. Pendapatan Grab pada kuartal pertama tahun ini naik 130,3 persen menjadi 525 juta dolar AS dibanding tahun lalu.
PHK terakhir Grab terjadi pada tahun 2020, ketika perusahaan memangkas 360 karyawan sebagai tanggapan atas dampak pandemi. Perusahaan memiliki 11.934 staf pada akhir 2022, termasuk sekitar 2.000 dari akuisisi jaringan toko bahan makanan tahun lalu, menurut data laporan tahunan terbaru.
Pada September tahun lalu, perusahaan menyampaikan tidak ada rencana untuk melakukan PHK massal meskipun pasar melemah. Pada bulan Desember, Tan memberi tahu staf bahwa perusahaan membekukan sebagian besar perekrutan, gaji untuk manajer senior, dan memotong anggaran perjalanan dan pengeluaran.
PHK yang dilakukan perusahaan mengikuti langkah yang dilakukan perusahaan serupa asal Indonesia, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk yang telah memotong biaya secara ketat, termasuk memberhentikan 12 persen karyawannya pada tahun lalu. Perusahaan tersebut bahkan juga memangkas 600 pegawainya pada bulan Maret lalu.
Grab diluncurkan pada tahun 2012 sebagai aplikasi pengiriman, perjalanan, dan layanan keuangan di delapan negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
(*)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait