Meskipun harus menempuh jarak 12 kilometer setiap hari dengan sepeda ontel, dia tetap berusaha menjadi yang terbaik di kelasnya. Keaktifannya dalam kegiatan ekstrakurikuler dan lomba penulisan membantunya mendapatkan potongan biaya SPP.
Keinginan keras untuk belajar dan meraih pendidikan tinggi membimbing Uswatun dalam mengatasi segala rintangan. Setelah lulus SMA, dia tinggal di Panti Asuhan Muhammadiyah Bojonegoro, mengikuti les, dan belajar dengan giat untuk lolos ujian masuk perguruan tinggi. Dengan semangat dan kegigihannya, Uswatun akhirnya diterima di UM Surabaya dengan beasiswa Bidikmisi.
Perjalanan Uswatun tidak berhenti di sini. Dia terus melangkah ke jenjang pendidikan tinggi berikutnya. Saat ini, Uswatun telah diterima sebagai mahasiswa Pascasarjana di Universitas Airlangga Prodi Kajian Sastra dan Budaya dengan beasiswa Unggulan dari Kemendikbud. Keberhasilannya ini tidak hanya hasil dari kecerdasan, tetapi juga ketekunan, tekad, dan dukungan orang-orang di sekitarnya.
Uswatun Khasanah juga memberikan tips berharga bagi generasi muda yang bercita-cita meraih beasiswa S1 dan S2. Menurutnya, membaca adalah kunci penting dalam menambah wawasan dan membuka pikiran. Dia sering meminjam buku perpustakaan sejak SMA dan mencatat setiap pengetahuan yang didapat. Menulis menjadi kebiasaan lainnya yang membantunya memahami materi dengan lebih baik. Dia merekomendasikan untuk menulis ulang apa yang telah dipelajari agar memperkuat ingatan.
“Setiap orang memiliki waktunya masing-masing, dulu setelah lulus langsung kerja jadi guru di sekolah dasar selama tiga tahun, setelah bapak meninggal, saya pindah bekerja sebagai seorang jurnalis. Alhamdulillah takdirnya bersekolah lagi di tahun ini,”ucapnya.
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait