“Presidensi Dua Masjid Suci, Abdul-Rahman Al-Sudais, yang departemennya terpisah tetapi bekerja sama dengan organisasi Haramain, meresmikan program tersebut pada Senin,” papar laporan situs web kantornya.
Inisiatif ini merupakan proyek Badan Urusan Pameran dan Museum, bekerja sama dengan Universitas Umm Al-Qura.
Saat meresmikan program tersebut, Al-Sudais mengatakan sangat penting memiliki simulasi yang tidak hanya melibatkan penglihatan dan pendengaran tetapi juga sentuhan dan penciuman. Al-Sudais mengatakan Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah mengandung banyak warisan bersejarah dan Islami.
Dia menambahkan bahwa keduanya harus didigitalkan untuk semua orang. Beberapa pejabat universitas dan pemerintah lainnya hadir pada acara pembukaan tersebut.
Mereka termasuk Turki bin Suleiman Al-Amro, yang merupakan kepala institut di Universitas Umm Al-Qura yang terlibat dalam pembuatan proyek Batu Hitam Virtual itu.
Tidak segera jelas bagaimana dan kapan publik akan memiliki akses ke teknologi realitas virtual tersebut. Kabar ini pun memicu respon dari para ulama dan cendekiawan tentang sah atau tidak sahnya haji dengan cara tersebut. Yang pasti, teknologi itu membawa semua orang merasakan pengalaman berada di dekat Hajad Aswad dan melakukan ritual haji secara virtual. (*)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait