JAKARTA, iNewsSerpong.id - Blue light atau sinar biru dari gadget disebut dapat menyebabkan gangguan mata hingga risiko kebutaan. Terlebih, selama pandemi ini membuat masyarakat semakin sering menatap layarnya.
Hal yang memicu terjadinya gangguan mata saat bermain gadget adalah aktivitas melihat layar secara dekat, yang berlangsung dalam jangka waktu lama. Demikian penjelasan Dokter Spesialis Mata di Mandaya Hospital Karawang dan RSU Hermina Karawang, dr. Andreas Surya Anugrah, SpM.
"Yang membuat rabun jauh atau miopi aktivitas dari melihat screen adalah, perlu digaris bawahi ya, aktivitas melihat dekatnya. Jadi bukan sinar birunya yang disalahkan, tapi jarak dekatnya ini," tutur dr. Andreas Surya Anugrah, SpM. saat dihubungi MNC Portal Indonesia.
Dilansir dari Cleveland Clinic, Sabtu (12/2/2022), beberapa ahli mata percaya bahwa seorang anak yang menghabiskan banyak waktu melakukan aktivitas dekat, seperti membaca atau menggunakan smartphone dan komputer, memiliki risiko miopia yang tinggi.
Di Amerika sendiri ada lebih dari 40% menderita gangguan mata ini, terutama pada kalangan anak-anak usia sekolah. Para ahli mata memperkirakan tren ini akan terus berlanjut dalam beberapa dekade mendatang. Hal serupa pun dijelaskan oleh dr. Andreas.
"Gausah screen deh, baca buku aja, maaf ya misalnya kutu buku gitu, dia nggak atur jam istirahatnya, baca aja berjam-jam lamanya, itu juga berisiko terjadi miopia karena near visual activity, aktivitas melihat dekat," ucap dr. Andreas.
Selain aktivitas melihat jarak dekat, ada juga faktor risiko lainnya seperti genetik yang menyebabkan miopi. Di samping itu, ada beberapa tips dari Dokter Andreas untuk mencegah terjadinya rabun jauh atau miopi serta gangguan mata lainnya saat bermain gadget. Apa saja? Simak selengkapnya berikut ini.
1. Mengatur jarak
Melihat penjelasan sebelumnya, tentu mengatur jarak menjadi tips utama untuk mencegah miopi atau gangguan mata lain. Dokter Andreas mengimbau masyarakat untuk memberikan jarak sekitar 60 cm antara mata dengan layar laptop dan 80 cm antara mata dengan layar komputer. Sementara untuk layar yang lebih kecil seperti handphone harus memiliki jarak minimal 30 cm dari mata.
"Kalau screen-nya makin kecil kayak smartphone, sama kayak membaca dan menulis itu, paling dekat 30 cm. Ibaratnya tangannya menekuk sedikit, sekitar 150 derajat, ya sejauh itu. Itu yang baiknya," terang dr. Andreas.
2. Rule of 20 atau 20-20-20
Selain mengatur jarak, Dokter Andreas juga menyarankan untuk melakukan Rule of 20 atau aturan 20-20-20. Apakah itu? Rule of 20 adalah waktu beristirahat untuk mata setiap 20 menit sekali saat seharian menatap layar gadget. Ya, luangkan waktu Anda untuk melihat objek sekitar 20 kaki atau 6 meter selama setidaknya 20 detik.
"Selama melihat screen lakukan Rule of 20, aturan 20 menit, setiap 20 menit palingkan mata sejarak 20 kaki atau enam meter selama 20 detik, hitung sampai 20, istirahat dulu, baru menatap layar lagi," ucap dr. Andreas.
Dokter Andreas mengatakan, bahkan para peneliti mengusulkan untuk melakukan outdoor activity atau kegiatan di luar ruangan setiap 1 jam sekali setiap hari. Ini dilakukan guna menyeimbangi aktivitas melihat jarak dekat yang dilakukan sebelumnya. Anda bisa melihat pemandangan di luar ruangan sambil melakukan beberapa gerakan peregangan agar lebih rileks.
3. Blinking atau berkedip
Hal yang tak kalah penting dilakukan adalah blinking atau berkedip. Ya, menatap layar secara serius terkadang membuat orang-orang lupa untuk berkedip. Padahal berkedip ini memberikan banyak manfaat, salah satunya memberi nutrisi pada mata. Oleh karena itu, Dokter Andreas mengingatkan masyarakat untuk berkedip secara 'sengaja' saat menatap layar gadget.
"Nah, ini perlu kita sadari, jangan lupa kalau bekerja agak disengajain karena sebenarnya air mata itu sudah cukup protektif. Setiap berkedip mengusap mata, melindungi supaya gak capek karena air mata itu berisi bukan hanya membasahi, melumasi, tapi juga berisi nutrisi," terang dr. Andreas.
Dikutip dari Spindel Eye, orang yang tidak berkedip dalam waktu lama memang berisiko tinggi terkena infeksi mata, mata kering hingga penurunan kejernihan mata. Manfaat paling penting dari berkedip ini adalah membersihkan permukaan mata dari kotoran dan membersihkannya dengan air mata.
Selain memberi nutrisi dan melumasi mata, para ilmuwan dari Jepang pun menyebut berkedip dapat berfungsi sebagai istirahat sejenak untuk otak. Oleh karena itu, jangan lupa berkedip, ya! (*)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait