JAKARTA, iNewsSerpong.id - Apa keistimewaan dari malam Nuzulul Qur'an atau disebut juga malam peristiwa diturunkan ayat Al Qur'an untuk pertama kalinya itu? Seperti diketahui, Al-Qur'an diturunkan secara berangsur-angsur melalui Malaikat Jibril kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.
Peristiwa pertama kali Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam ini terjadi pada malam 17 Ramadan yang ditandai dengan wahyu pertama Surat Al-Alaq ayat 1-5. Peristiwanya terjadi saat Rasulullah berada di Gua Hiro pada tahun 610 M.
Dinukil dari berbagai sumber dijelaskan bahwa ada 2 tahapan proses diturunkannya Al-Qur'an . Proses pertama, Al-Quran diturunkan dari Lauh Mahfuz ke langit dunia dalam kitab yang utuh.
Disebutkan, pada pada tahap ini Al-Qur'an diturunkan pada malam lailatul qadar. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu'anhu berkata, “Al Qur'an itu diturunkan pada Lalilatul Qadar secara sekaligus, kemudian diturunkan lagi berdasarkan masa turunnya sebagian demi sebagian secara berangsur pada beberapa bulan dan hari.”
Proses kedua, Al-Quran diturunkan secara berangsur-angsur melalui Malaikat Jibril kepada Rasulullah Shalllallahu alaihi wa sallam. Peristiwa turunnya Al-Quran ke bumi yang terjadi secara berangsur-angsur ini pun diperingati pada malam 17 Ramadan yang ditandai dengan wahyu pertama Surat Al-Alaq ayat 1-5.
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan mansuia dari segumpal darah. Bacalah, da Tuhanmulah Yang Mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. AL-Alaq : 1-5).
Pada wahyu pertama turun, Rasulullah masihlah tidak bisa membaca. Sehingga, ketika Malaikat Jibril mengucapkan firman Allah ini menyerukan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallamuntuk membacanya.
Rasulullah pun tidak bisa mengikutinya. Peristiwa ini pun membuat Rasulullah pulang dalam keadaan gelisah. Bahkan, membuat badannya menjadi menggigil hingga demam. Hingga Rasulullah meminta Khadijah untuk menyelimuti dan menemani Rasulullah hingga beliau tenang.
Waktu yang dibutuhkan diturunkannya Al-Qur'an dari Malaikat Jibril kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam kurang lebih 23 tahun di mana turunnya ayat per ayat ini menyesuaikan problematika sosial, krisis moral, keagamaan, kisah-kisah para Nabi terdahulu hingga hikmah.
Ayat terakhir yang diturunkan Malaikat Jibril kepada Rasulullah ada pada surat Al-Maidah ayat 3. Disebutkan, ayat ini turun sesudah waktu ashar pada hari Jumat di Padang Arafah saat musim haji terakhir (wada). Ketika ayat ini turun, Rasulullah berada di atas untanya sehingga agak kesulitan menangkap isi dan makna terkandung di dalam ayat 3 surat Al-Maidah.
Sehingga, Rasulullah pun memutuskan untuk turun dari untanya dan bersandar pada binatang tersebut. dan Malaikat Jibril pun membacakan firman Allah Subhanahu wa ta'ala, “...Pada hari ini telah aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu...” (QS. Al-Maidah: 3).
Keistimewaan Malam Nuzulul Qur'an
Malam Nuzulul Qur'an jatuh pada 17 Ramadan, di malam tersebut menjadi malam yang penuh keberkahan dan memiliki keutamaan di mana Allah SWT melipatgandakan pahala umat Muslim yang beribadah. Selain sebagai malam diturunkannya Al-Qur'an ke langit dunia, keutamaan lain dari malam lailatul qadar yaitu:
1. Malam yang lebih baik daripada 1.000 bulan.
Allah Ta'ala berfirman:
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan”. (QS. Al-Qadr : 3)
Dalam tafsir al-Thabari disebutkan bahwa Mujahid berpendapat bahwa yang dimaksud dengan ‘lebih baik dari seribu bulan’ adalah amal, puasa, dan salat malam yang dilakukannya pada malam ini lebih baik dari amalan yang dilakukan selama 1.000 bulan.
2. Diampuninya dosa seseorang yang menghidupkan malam tersebut.
Dalam Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu;anhu disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni”. (HR. Bukhari)
3. Malam yang penuh berkah
إِنَّآ أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُّبَارَكَةٍ
“ Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi”. (QS. Al-Dukhan : 3)
Para ulama tafsir, salah satunya al-Qurtubi dalam tafsirnya menyebutkan bahwa yang dimaksud ‘malam yang diberkahi’ pada ayat tersebut adalah malam lailatul qadar yaitu malam dimana diturunkannya Al-Qur'an.
4. Pada malam ini para malaikat turun dan juga Malaikat Jibril as
تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ
“Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan”. (QS. Al-Qadr : 4)
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa banyaknya malaikat yang turun pada malam tersebut menandakan banyaknya berkah yang turun pada malam itu, karena malaikat turun bersamaan dengan turunnya berkah.
5. Malam dicatatnya takdir tahunan
فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ
“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah”. (QS. Al-Dukhan : 4)
Yang dimaksud dengan ‘urusan’ di sini ialah segala perkara yang berhubungan dengan kehidupan makhluk seperti: hidup, mati, rezeki, untung baik, untung buruk dan sebagainya. Bulan Ramadan menjadi bulan yang mulia di antara bulan lain karena pada bulan inilah Al-Qur'an diturunkan, begitupun lailatul qadar yang menjadi malam paling mulia di antara malam-malam lain karena pada malam ini pulalah Al-Qur'an diturunkan sebagaimana yang termaktub dalam surah al-Qadr ayat 1.
Untuk itu, momentum yang berharga dan mulia ini harusnya bisa digunakan untuk meningkatkan ketakwaan dan memperoleh keberkahan dengan memperbanyak ibadah selama bulan Ramadan. Seperti itikaf di masjid, tadarus Al-Qur'an, memperbanyak zikir, memperbanyak sedekah, salat sunah tarawih dan witir hingga tahajud. Serta memperbaiki perbuatan dan sikap dalam sehari-sehari.Wallahu A'lam
(*)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait