Hati-hati Tidur di Mobil Ber-AC, Ini Dampaknya

Muhammad Fadil Ramadan
Ilustrasi tidur di mobil. (INews.id)

JAKARTA, iNews.Serpong.id - Hati-hati tidur di mobil dalam kondisi AC menyala. Banyak kasus pengendara meninggal saat tidur di dalam mobil ber-AC. Apa penyebabnya?

Nur Imansyah Tara, marketing division head Auto2000 menjelaskan, itu karena keracunan gas Carbon Monoksida (CO) yang masuk ke dalam kabin mobil. Gas CO tidak dapat dihindarkan karena merupakan sisa pembakaran yang dikeluarkan melalui knalpot.

"Bahayanya, gas ini bisa menggantikan oksigen di dalam darah ketika mengikat sel darah, merampas oksigen jantung, otak, dan organ vital lain. Dampaknya, penumpang rentan mengalami keracunan gas CO karena sifat gas ini yang tidak berbau sehingga sulit dikenali," ujar Nur Imansyah dalam keterangan persnya.

Dia menerangkan, gas CO yang menyelinap ke dalam mobil sangat berbahaya karena gejala keracunan gas ini sulit disadari, seperti badan lemas, mengantuk, sakit kepala, mual, muntah, sakit pada dada, dan seperti berhalusinasi. Jika kadarnya sudah tinggi bisa menyebabkan hilang kesadaran.

Ciri-cirinya tersamarkan, begitu sadar akan sulit mencari pertolongan karena badan terlalu lemas, bahkan untuk sekadar membuka pintu mobil. Sebab itu, banyak korban keracunan gas CO yang tidak tertolong lantaran menghirup gas berbahaya ini saat tidur dalam mobilber-AC.

Kadang penumpang memaksakan tidur dengan menyalakan AC agar kabin tetap dingin. Padahal, begitu gas CO berhasil masuk ke dalam kabin dan kadarnya meningkat karena tidak ada ventilasi udara, maka penumpang akan keracunan gas yang tidak berciri ini.

Bagaimana mencegahnya? Dia menyatakan ada beberapa hal yang wajib lakukan untuk mencegah keracunan gas CO di dalam kabin mobil. Saat mobil berhenti, jangan duduk di dalam dalam jangka waktu lama sebab di saat bersamaan, mesin mobil dan AC tetap nyala. Ini semakin buruk ketika parkir di dalam gedung, garasi, atau ruang tertutup lain.

"Kalau terpaksa berdiam di dalam mobil, buka sedikit kaca samping sekitar 3-5 cm untuk membantu sirkulasi udara. Tapi solusi ini tidak dianjurkan karena risiko keracunan tetap tinggi, khususnya kalau ada anak kecil atau lansia," kata Nur Imansyah.

Segera keluar dari mobil saat mulai terasa gejala awal seperti tiba-tiba mengantuk, badan lemas, atau pusing padahal kondisi badan sehat. Kalau badan terlalu lemah, tekan klakson kuat-kuat untuk memancing perhatian orang di luar mobil.

Rutin servis berkala menjadi kunci utama mencegah keracunan gas CO di dalam mobil. Ketika servis berkala, seluruh komponen mobil diperiksa, termasuk potensi kebocoran di kabin mobil, dan mesin beserta saluran gas buang.

Pemilik kendaraan juga perlu memperhatikan ambang batas emisi yang berpatokan pada parameter Karbon Monoksida (CO) 1,5 persen Vol dan hidrokarbon (HC) 200 ppm Vol. Supaya tetap terjaga, pemilik dapat melakukan uji emisi ketika servis berkala.

Hasil dari uji emisi akan dimanfaatkan untuk mengecek kondisi mesin mobil. Teknisi akan mencari solusi jika ternyata kadar emisi mobil melampaui ambang batas berarti ada komponen mesin bermasalah yang memicu pembakaran yang tidak sempurna.

“Servis berkala juga dapat membantu mendeteksi kalau ada kebocoran di kabin mobil yang dapat berbahaya kalau sampai kemasukan gas beracun, termasuk potensi kerusakan pada saluran knalpot,” ujar Nur Imansyah. (*)

Editor : Burhan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network