Berniat Bekerja di Luar Negeri? Ini 10 Negara yang Aman

Anton Suhartono
Dafar 10 negara yang aman untuk bekerja di luar negeri, salah satunya Singapura (Foto: AP)

JAKARTA, iNewsSerpong.id - Dafar negara yang aman untuk bekerja di luar negeri penting diketahui. Artikel ini mungkin dibutuhkan sebagai referensi untuk mencari negara asing untuk bekerja.

Indonesia beberapa waktu lalu ramai dengan tagar KaburAjaDulu sebagai bentuk kekhawatiran akan kondisi perekonomian Indonesia, terutama di kalangan anak muda. Pemerintah Indonesia menegaskan tak melarang warganya untuk mencari peruntungan di luar negeri. Hanya saja, pemerintah menekankan soal keterampilan atau skill dan mematuhi semua aturan keimigrasian agar tak menimbulkan masalah di negara orang.

Menentukan negara tujuan untuk bekerja juga penting karena terkait dengan berbagai aspek. Selain masalah kesejahteraan, biaya hidup, aspek keamanan juga penting.

Suatu keharusan bagi siapa pun yang ingin tinggal dan bekerja di luar negeri mempertimbangkan faktor keselamatan.

William Russell, penyedia asuransi bagi ekspatriat, mengeluarkan peringkat negara teraman untuk ditinggali tahun 2025.

Pemeringkatan menggunakan data dari Indeks Perdamaian Global 2024 serta Laporan Risiko Dunia. Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam menentukan negara teraman adalah ketidakstabilan politik, tingkat kejahatan, dampak terorisme, serta kerentanan terhadap bencana alam.

William Russell juga memasukkan faktor akses layanan kesehatan dan keamanan digital.

Hasilnya negara-negara teraman memiliki beberapa karakteristik yang sama, termasuk tingkat kekayaan, kesejahteraan sosial, serta pendidikan yang tinggi.

1. Islandia

Peringkat teratas diisi Islandia. Negara Eropa ini memiliki populasi ekspatriat yang signifikan. 

Menurut data statistik Islandia, lebih dari 20 persen penduduknya lahir di luar negeri. Faktor keamanan tidak diragukan lagi, memainkan peran besar.

Islandia menduduki puncak daftar Indeks Perdamaian Global sejak 2008, dipicu oleh tingkat kejahatan yang rendah dan bersikap netral terhadap konflik global.

2. Irlandia

William Russell menempatkan Irlandia di peringkat kedua. Alasannya, tingkat keamanan Irlandia bagi ekspatriat sangat baik. Faktor-faktor negatif seperti tingkat kejahatan menunjukkan penurunan. Sikap toleransi terhadap migran juga baik serta kondisi perekonomian yang kuat dan stabil.

3. Austria

Austria berada di peringkat ketiga. William Russell mengungkap beberapa faktor yang membuatnya aman bagi ekspatriat, yakni meliputi sistem kesehatan publik yang kuat, perjalanan kereta yang luas, serta tingkat kejahatan serius yang rendah.

Pada 2024, Ibu Kota Wina berada di peringkat kedua berdasarkan pemeringkatan Mercer untuk kota-kota yang paling layak huni bagi para ekspatriat. 

Sementara itu, The Economist Intelligence Unit menobatkannya sebagai kota paling layak huni di dunia pada 2024, gelar ketiga tahun berturut-turut.

4. Selandia Baru

Negara yang aman untuk bekerja di luar negeri berikutnya adalah Selandia Baru. Negara di Pasifik Selatan itu memberikan kemudahan bagi ekspatriat, investor, dan pekerja lepas digital untuk pindah ke sana.

Selandia Baru baru-baru ini juga melonggarkan aturan golden visa dan kunjungan.

Meskipun menghadapi hambatan ekonomi, negara ini adalah tempat yang damai dengan tingkat kejahatan rendah serta banyak peluang bagi para ekspatriat di bidang teknik, kedokteran, dan industri lainnya.

Meski demikian, William Russell mencatat bahwa ada masalah keselamatan lingkungan, seperti naiknya permukaan air laut yang menyebabkan lebih banyak banjir di wilayah pesisir.

5. Singapura

Peringkat kelima negara teraman bagi ekspatriat versi William Russell diisi Singapura.

Meski menjadi tempat termahal di dunia untuk ditinggali, Singapura masih menjadi incaran para pekerja internasional karena gaji yang tinggi, gaya hidup mewah, serta lokasinya yang strategis untuk bepergian ke seluruh Asia Tenggara.

Layanan kesehatan di Singapura juga termasuk terbaik di dunia, meski berbiaya tinggi.

William Russell mencatat Singapura memiliki infrastruktur yang efisien serta salah satu negara dengan keamanan digital tertinggi di dunia.

6. Swiss

Swiss terkenal netral secara politik yang berarti risiko keterlibatannya dalam konflik internasional sangat kecil. Kondisi tersebut berkontribusi dalam menempatkannya di posisi keenam.

Indeks Perdamaian Global mencatat, risiko kejahatan dengan kekerasan, ketidakstabilan politik, atau teror politik di negara tersebut rendah.

Ekspatriat umumnya berpenghasilan baik di Swiss. Meski demikian sebuah studi oleh firma konsultan Mercer pada 2024 mengungkap, kota-kota Swiss, termasuk Zurich, Jenewa, Basel, dan Bern, termasuk di antara kota-kota termahal di dunia untuk ditinggali bagi ekspatriat.

Mercer menempatkan Zurich sebagai kota paling layak huni, di antaranya berkat layanan publik dan tingkat kejahatan yang rendah.

7. Portugal

Negara Eropa ini menarik minat warga Amerika Utara, memiliki layanan kesehatan yang terjangkau dan kualitas hidup serta keseimbangan kehidupan kerja.

Indeks Perdamaian Global 2024 menempatkannya di peringkat ketujuh dunia untuk keselamatan. Tingkat stabilitas politik yang tinggi serta kasus kejahatan dengan kekerasan yang sangat rendah.

8. Denmark

Denmark berada di peringkat kedelapan. Seorang guru asal AS, Ilana Buhl, pindah ke Denmark pada 2018, mengatakan kepada Business Insider, merasa jauh lebih aman tinggal di Denmar, baik sebagai seorang perempuan maupun dalam hal kekerasan senjata.

Selain keselamatan, Buhl menikmati keseimbangan kehidupan kerja yang jauh lebih baik. Negara ini menerapkan liburan musim panas yang panjang dan karyawan menerima cuti setidaknya 5 pekan dalam setahun.

9. Slovenia

Slovenia berada di peringkat kesimbilan. Better Life Index yang dikeluarkan OECD mencatat, Slovenia mengungguli rata-rata global dalam hal keselamatan. 

Ditemukan bahwa 91 persen warga Slovenia merasa aman berjalan sendirian di malam hari dan tingkat pembunuhan jauh di bawah rata-rata OECD.

10. Malaysia

Peringkat kesepuluh berdasarkan penilaian William Russell adalah Malaysia.

Saat Malaysia keluar dari masa kekacauan politik, pemerintah berharap ada peningkatan investasi serta perusahaan start up yang lahir.

Panduan HSBC Expat menyebutkan, sektor teknologi informasi (TI) Malaysia sedang berkembang, menawarkan banyak peluang bagi para ekspatriat.

Keunggulan lain, biaya hidup di Malaysia relatif rendah. Selaimn itu akses terhadap layanan kesehatan mudah dan beriklim tropis.

(*)



Editor : Syahrir Rasyid

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network