JAKARTA, iNewsSerpong.id - Ditopang Kenaikan harga komoditas serta meningkatnya penjualan motor dan mobil, membuat kinerja Emiten grup konglomerasi PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan laba bersih tumbuh 25 persen secara tahunan.
Berdasarkan laporan keuangan Perseroan di keterbukaan informasi BEI, dikutip Sabtu (26/2/2022), Astra International mencatat pendapatan bersih Rp 233,48 triliun pada 2021. Pendapatan itu naik 33 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 175,04 triliun.
Dengan perolehan pendapatan itu mendorong laba bersih tumbuh 25 persen menjadi Rp 20,19 triliun pada 2021. Pada periode sama tahun sebelumnya, Astra International mencatat laba bersih Rp 16,16 triliun.
Laba bersih jika belum termasuk keuntungan penjualan saham Bank Permata naik 96 persen dari Rp 10,28 triliun menjadi Rp 20,19 triliun pada 2021.
Diungkapkan Presiden Direktur ASII, Djony Bunarto Tjondro, grup mencatatkan kinerja yang baik pada 2021 terutama didorong peningkatan penjualan di divisi otomotif, yang didukung oleh insentif pajak barang mewah sementara dari pemerintah dan harga komoditas yang lebih tinggi.
"Perekonomian Indonesia telah menunjukkan peningkatan sepanjang 2021, tetapi grup diperkirakan akan tetap menghadapi tantangan dari situasi pandemi yang masih berlangsung,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Jumat (25/2/2022).
Djony mengatakan, dengan posisi keuangan yang kuat, grup akan terus fokus mencari peluang bisnis baru untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh karyawan grup atas ketangguhan dan kontribusi yang telah didedikasikan kepada grup sepanjang tahun yang penuh tantangan ini,” kata Djony.
Selain itu, ASII mencatat laba bersih per saham Rp499 pada 2021 atau naik 25 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp399. Nilai aset bersih per saham sebesar Rp4.250 pada 2021, naik 11 persen dibandingkan posisi 31 Desember 2020.
Sedangkan kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan Grup, mencapai Rp30,7 triliun pada 31 Desember 2021, dibandingkan dengan Rp7,3 triliun pada akhir tahun 2020, disebabkan oleh kinerja penjualan yang membaik. Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan Grup tercatat stabil sebesar Rp39,2 triliun pada 31 Desember 2021, dibandingkan dengan akhir 2020.
Kontribusi kinerja perseroan antara lain dari bisnis otomotif mencapai 170 persen pada 2021 menjadi Rp7,29 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp2,7 triliun.
Selain itu, kontribusi dari agribisnis tumbuh 137 persen dari Rp664 miliar pada 2020 menjadi Rp1,57 triliun pada 2021. Hal ini disebabkan peningkatan harga minyak kelapa sawit.
Selanjutnya laba bersih dari divisi teknologi informasi, PT Astra Graphia Tbk (AG), yang 76,9 persen sahamnya dimiliki Perseroan, meningkat 86 persen menjadi Rp67 miliar. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan margin operasional dan pendapatan bunga yang lebih tinggi.
Kemudian laba bersih grup dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi meningkat 79 persen menjadi Rp6,1 triliun. Hal ini terutama disebabkan peningkatan penjualan alat berat Komatsu dan penguatan harga batu bara.
Sementara itu, laba bersih divisi jasa keuangan Grup meningkat 49 persen menjadi Rp4,9 triliun pada 2021, terutama disebabkan oleh peningkatan kontribusi dari bisnis pembiayaan konsumen dan asuransi umum.
Divisi properti Grup melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 26 persen menjadi Rp117 miliar dibandingkan tahun sebelumnya, terutama karena tingkat hunian yang lebih tinggi dan biaya operasional yang lebih rendah di Menara Astra.(*)
Editor : A.R Bacho
Artikel Terkait