SHANGHAI, iNewsSerpong.id - Pendiri raksasa e-commerce PDD Holdings, Colin Huang kini tidak lagi menjadi orang terkaya di China setelah kekayaan bersihnya menyusut 14,1 miliar dolar AS atau setara Rp219,24 triliun dalam satu hari. Penurunan ini terjadi setelah perusahaan melaporkan laporan keuangan yang mengecewakan.
Mengutip Forbes, kini kekayaan pria berusia 44 tahun ini menjadi 35,2 miliar dolar AS atau setara Rp545,02 triliun dan menempatkannya di posisi keempat orang terkaya di China. Pendiri perusahaan air minum Nongfu Spring Zhong Shanshan menempati urutan pertama, diikuti oleh pendiri ByteDance Zhang Yiming dan pendiri Tencent Ma Huateng.
Huang, yang baru menjadi orang terkaya di China lebih dari dua minggu lalu dengan kekayaan sebesar 46,9 miliar dolar AS atau setara Rp728,24 triliun pada saat itu. Kekayaannya ambles setelah saham PDD Holdings yang terdaftar di Nasdaq anjlok 28,5 persen dalam satu malam.
Meski Huang telah mengundurkan diri sebagai ketua pada tahun 2021, dia terus memperoleh kekayaan bersihnya dari kepemilikan saham perusahaan yang besar.
Analis mengatakan, selain penjualan yang lebih rendah dari perkiraan dan kekhawatiran tentang dampak ketegangan geopolitik pada platform belanja luar negerinya, Temu, investor juga dihantui oleh prediksi manajemen tentang penurunan profitabilitas untuk bisnis utamanya di China.
Adapun, jajaran eksekutif berulang kali menekankan bahwa PDD Holdings akan mengorbankan profitabilitas untuk berinvestasi dalam rantai pasokannya dan langkah-langkah untuk mendukung vendor, termasuk pengurangan total biaya transaksi sebesar 10 miliar yuan selama 12 bulan ke depan.
Menurut eksekutif perusahaan, investasi tersebut diperlukan untuk membantu PDD Holdings mengatasi tantangan yang mencakup perubahan permintaan konsumen, persaingan, dan lingkungan global yang tidak menentu.
"Dalam jangka panjang, penurunan profitabilitas tidak dapat dihindari," ucap Ketua dan Co-CEO PDD Holdings Chen Lei.
Padahal, perusahaan mencatatkan kenaikan pendapatan 86 persen menjadi 97,1 miliar yuan pada kuartal II 2024. Laba bersih meningkat 144 persen menjadi 32 miliar yuan secara tahunan.
Sementara, Analis di firma riset 86Research mengatakan, dampak keuangan negatif dari investasi PDD Holdings akan mulai terlihat pada kuartal berikutnya. Selain pengurangan biaya transaksi, perusahaan mungkin akan memberikan lebih banyak subsidi konsumen, terutama karena persaingan di dalam negeri menjadi lebih ketat, dan perusahaan juga ingin menarik pembeli yang lebih kaya.
Menurutnya, laba PDD Holdings yang diperoleh dari bisnis domestiknya mungkin tidak akan tumbuh tahun depan. Analis sebelumnya memperkirakan laba perusahaan pada tahun 2025 akan meningkat 15 hingga 20 persen dari tahun 2024.
"Pada dasarnya tidak ada hal baik dari pernyataan analis. Manajemen mungkin memutuskan untuk melanjutkan investasi atau tidak setelah fase awal 12 bulan, dan ada ketidakpastian besar dalam hal itu. Pasar sekarang benar-benar khawatir," kata Wang.
(*)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait