JAKARTA, iNewsSerpong.id - Ada saja program menarik yang dilakukan Korea Selatan untuk warganya. Pemerintah Korea Selatan mengeluarkan program menarik bagi warganya yang serius berkencan.
Tak tanggung-tanggung, setiap warga yang melakukan kencan buta (blind date) atau kencan biasa akan mendapat sponsor berupa sejumlah uang. Program ini dikeluarkan demi meningkatkan angka kelahiran di Korea Selatan yang sejak 2021 mengalami penurunan.
Data sensus menyebut total populasi Korsel pada 2023 hanya berkisar 49.84 juta orang. Angka ini menunjukkan terjadinya penurunan populasi sebanyak 101 ribu orang dibandingkan tahun sebelumnya.
Menurut laporan, penurunan populasi di Korea Selatan sendiri disebabkan oleh semakin banyaknya warga yang berhenti berkencan dan menikah. Alhasil angka kelahiran di negara tersebut semakin rendah.
Presiden Korea Selatan bahkan menyebut masalah ini sebagai krisis nasional. Pemerintah sebetulnya telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi krisis populasi ini, seperti membentuk kementerian khusus yang bertugas merancang strategi dan perencanaan kependudukan.
Pemerintah daerah dan pihak swasta juga turun tangan mengatur kencan bagi warga yang masih lajang. Bahkan, Yayasan Buddha di Korsel pun ikut ambil bagian. Beberapa waktu lalu, seorang pria dari Dangjin, Provinsi Chungcheongnamdo dan seorang wanita dari Distrik Gwangak-gu, Seoul, menjalani kencan pertama mereka. Mereka bertemu melalui program yang diluncurkan oleh Korean Buddhist Foundation for Social Welfare bertajuk "I am Jeolo".
Program ini menggabungkan kunjungan ke kuil dengan kencan buta. Para peserta yang berusia 20-30 tahun akan menginap satu malam untuk saling mengenal satu sama lain. Tak hanya itu, Kota Busan juga aktif mendukung pemerintah dengan mengadakan acara bertajuk "Day of Unmarried Foreign and Locl Men and Women's Meeting". Program ini akan mengatur kencan buta bagi warga yang telah memenuhi persyaratan.
Lantas, apa saja kira-kira benefit dari program tersebut? Pemerintah akan membiayai kencan mereka senilai 500.000 won (Rp5,7 juta), lalu diberi tambahan 1 juta won (Rp11,4 juta) jika pasangan melakukan pertemuan dengan keluarga untuk membahas pernikahan.
Bila akhirnya mereka serius untuk melangsungkan pernikahan, pemerintah akan memberikan 20 juta won (Rp230 juta) sebagai hadiah. Tak sampai di situ saja, para pasutri muda ini juga akan mendapatkan privilege khusus berupa harga sewa rumah yang rendah. Mereka hanya perlu membayar Rp345.000 per bulan, seperti dikutip dari Korea.net, Kamis (29/8/2024).
(*)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait