Putus Kuliah tapi Sukses Jadi Miliarder Teknologi, Itulah Kisah CEO Figma Dylan Field

Aditya Pratama
CEO Figma, Dylan Field menjadi miliarder dengan kekayaan 6,6 miliar dolar AS (Rp108 triliun) setelah perusahannya IPO di Bursa Efek New York. (Foto: Figma)

IPO Besar Sejak Pasar Jatuh

IPO Figma minggu ini bukan hanya menandai peningkatan valuasi yang signifikan bagi perusahaan, tetapi juga menjadi sebuah momen penting bagi Silicon Valley, yang mengalami kelangkaan IPO besar sejak pasar jatuh pada awal 2022 akibat lonjakan inflasi dan kenaikan suku bunga.

“Hal terpenting yang perlu diingat oleh saya dan tim adalah bahwa harga saham adalah momen dalam waktu. Kita akan melihat berbagai perilaku, mungkin hari ini, dan selama beberapa minggu ke depan,” ujar Field.

Field menambahkan bahwa Adobe, yang sedang mengakhiri pengembangan produk desain Fireworks yang diakuisisinya via merger dengan Macromedia pada 2005, saat ini adalah kompetitor utama mereka.

"Kami berusaha memastikan setiap orang bisa kreatif dengan menciptakan perangkat kreatif yang gratis dan sederhana di peramban," kata Field dalam sebuah wawancara.

Dylan Field lahir di Penngrove, California, dari keluarga kelas pekerja. Ayahnya, Andy, adalah seorang terapis pernapasan, sedangkan ibunya, Beth, seorang guru spesialis sumber daya.

Sebagai anak tunggal, Field yang lahir pada tahun 1992, menunjukkan bakat di bidang teknologi sejak usia muda, bahkan menyelesaikan masalah aljabar di usia enam tahun.

Field bertemu Evan Wallace saat belajar ilmu komputer di Brown University, dan keduanya memutuskan untuk memulai perusahaan bersama.

Dylan menerima Beasiswa Thiel dan keluar dari perguruan tinggi pada 2012 untuk mendirikan usaha yang kini dikenal sebagai Figma.

Mereka membutuhkan waktu empat tahun untuk meluncurkan versi publik pertama dari papan sketsa virtual mereka yang ditujukan untuk para desainer.

Figma mendapat dukungan pendanaan awal dari Index Ventures dan investor lainnya, dan para pendirinya mengumpulkan tim kecil di sebuah kantor di Palo Alto.

Meskipun mengalami kemajuan yang lambat dan versi awal produk tidak memikat pengguna, Field sangat memperhatikan detail dalam pengembangannya. (*)

 

 

 

 

Editor : Syahrir Rasyid

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network