JAKARTA, iNewsSerpong.id – Ilmuwan di China tengah melakukan terobosan besar di bidang bioteknologi. Mereka mengembangkan obat anti-penuaan yang diklaim mampu memperpanjang usia manusia hingga 150 tahun.
Dilansir The New York Times, penelitian ini dilakukan oleh Lonvi Biosciences, laboratorium berbasis di Shenzhen yang fokus pada riset umur panjang.
Tim ilmuwan di sana berhasil menciptakan tablet berbahan aktif procianidine C1 (PCC1), zat alami yang diekstrak dari biji anggur.
Harapan Hidup Meningkat
Dalam uji coba terhadap tikus, PCC1 terbukti memperlambat proses penuaan sel dan meningkatkan harapan hidup hingga 64,2 persen.
Menurut Liu Xinghua, Chief Technical Officer Lonvi Biosciences, hasil ini membuka peluang nyata bagi manusia untuk mencapai usia 150 tahun secara ilmiah.
“Umur panjang bukan lagi mitos, tetapi prospek yang bisa dicapai dengan mengendalikan proses pembaruan sel,” ujar Liu.
Selama ini, ekstrak biji anggur memang dikenal di dunia Barat sebagai bahan alami yang menyehatkan dan mampu meregenerasi sel. Namun di China, industri anti-penuaan sempat dipandang skeptis.
Kini, berkat dukungan pemerintah dan investasi swasta, bidang ini tumbuh menjadi sektor ilmiah sekaligus menguntungkan.
The New York Times juga mencatat, pemerintah China kini lebih serius menaruh perhatian pada teknologi jangka panjang seperti terapi gen, regenerasi sel, dan bioteknologi.
Pada 2024, usia harapan hidup rata-rata warga China mencapai 79 tahun, lima tahun di atas rata-rata global.
Proyek Umur Panjang di China
Menariknya, isu umur panjang sempat jadi topik ringan dalam percakapan Presiden Xi Jinping dan Presiden Vladimir Putin yang terekam sebelum parade militer di Beijing, 3 September lalu.
Keduanya menyinggung potensi manusia hidup 150 tahun dan kemungkinan mengganti bagian tubuh di masa depan.
Fenomena ini menandakan bahwa proyek umur panjang di China tak hanya menjadi riset ilmiah, tapi juga strategi politik dan nasional jangka panjang.
Jika hasil penelitian Lonvi Biosciences terbukti secara klinis, tablet anti-penuaan ini berpotensi menjadi terobosan medis global dan tersedia di apotek dunia dalam beberapa tahun mendatang. (*)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait
