JAKARTA, iNewsSerpong.id - Evaluasi satu tahun perjalanan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menyoroti tantangan besar pada aspek logistik dan keamanan pangan.
Mengingat Indonesia adalah negara kepulauan dengan iklim tropis, distribusi susu rentan mengalami kerusakan akibat pertumbuhan mikroba, terutama di wilayah dengan infrastruktur pendingin (cold chain) yang belum merata.
Masalah masa simpan yang pendek serta tingginya biaya logistik menjadi kendala utama dalam menjangkau ribuan sekolah di berbagai pelosok negeri.
Menanggapi persoalan tersebut, Dewan Pakar Badan Gizi Nasional (BGN), Prof. Epi Taufik, menilai teknologi kemasan aseptik sebagai solusi paling realistis untuk skala nasional. Keunggulan utamanya terletak pada kemampuan menjaga susu tetap stabil di suhu ruang dengan masa simpan hingga 12 bulan tanpa ketergantungan pada kulkas.
Teknologi ini dianggap strategis karena mampu memangkas biaya distribusi secara signifikan, menjamin kehigienisan produk, serta memastikan pemerataan akses gizi hingga ke wilayah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T).
Senada dengan hal tersebut, Direktur Eksekutif Indonesian Packaging Federation (IPF), Henky Wibawa, menekankan pentingnya kemasan fungsional yang tidak hanya aman tetapi juga ramah lingkungan.
Di sisi industri, PT Frisian Flag Indonesia (FFI) mulai bergerak dengan mengevaluasi opsi kemasan rendah karbon melalui kolaborasi bersama LamiPak Indonesia. Langkah ini diambil guna memastikan kualitas nutrisi susu tetap terjaga sekaligus mendukung target keberlanjutan perusahaan melalui kemasan yang lebih ramah iklim.
Kemandirian industri kemasan nasional kini semakin diperkuat dengan beroperasinya LamiPak Indonesia yang telah mencapai kapasitas penuh sebesar 21 miliar kemasan per tahun per Agustus 2025.
Dengan nilai investasi triliunan rupiah, kehadiran pabrik dalam negeri ini menjadi tonggak penting dalam memperkokoh rantai pasok nasional. Komitmen penyediaan kemasan aseptik berkualitas tinggi ini diharapkan dapat menyukseskan program MBG agar setiap anak Indonesia mendapatkan asupan gizi yang aman dan terjamin.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait
