JAKARTA, iNewsSerpong.id - Kazakhstan menjadi destinasi perdagangan yang sangat potensial bagi Indonesia. Secara geografis negara pecahan Uni Soviet itu adalah negara lintas benua, sebagian besar wilayahnya masuk dalam kawasan Asia Tengah, dan sebagian lagi bagian dari Eropa Timur. Karena posisi Kazakhstan begitu strategis bisa menjadi hub perdagangan Indonesia baik ke kawasan Asia Tengah maupun ke bagian Eropa Timur.
Karena itu, Kazakhstan sangat potensial bagi Indonesia untuk membuka pasar lebih maksimal di sana, begitupula sebaliknya. Sebagai bukti keseriusan untuk menjalin kerja sama lebih jauh, Duta Besar Kazakhstan, Daniyar Sarekenov untuk Indonesia, telah bertemu dengan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid, Jumat (8/4/2022) di Jakarta.
Dalam pertemuan yang berlangsung akrab di Menara Kadin, lantai 29, Jakarta, Arsjad Rasjid didampingi Wakil Ketua Umum Bidang Hubungan Internasional, Benandino M Vega, Wakil Ketua Umum Bidang Perhubungan, Denon Prawiraatmadja, Ketua Komite Bilateral Kadin Indonesia - Kazakhstan, Syamsul Munir. Sementara Dubes Daniyar Sarekenov bersama Sekretaris Kedutaan Bauyrzhan Zhaparov.
Hubungan dagang antara Indonesia dan Kazakhstan selama ini sudah terjalin hanya saja belum maksimal. Karena itu, Arsjad Rasjid menilai momentum pertemuan dengan pihak Kazakhstan dinilai sebagai langkah positif. "Kita harus membangun sinergi permanen kedua negara terutama di bidang perdagangan," ajaknya.
Komoditas Indonesia yang menyasar Kazakhstan sudah ada akan tetapi melalui pihak ketiga. Pihak Kadin ingin perdagangan antara kedua negara bisa dijalin secara langsung tanpa melalui perantara. Berharap dengan terbukanya hubungan langsung maka dari segi logistik akan lebih efisien sehingga ujung-ujungnya dapat menekan biaya mahal.
Memang, sampai saat ini diakui Denon Prawiraatmadja belum ada penerbangan langsung ke negara yang termasuk paling makmur di Asia Tengah. Karena itu, Kadin akan menghadirkan platform digital soal transportasi, sebelum dibuka penerbangan langsung, yang nantinya berguna bagi para pengusaha yang akan masuk ke pasar Kazakhstan.
Banyak komoditi yang bisa diekspor ke Kazakhtan atau sebaliknya namun terkendala soal transportasi. "Harus ada peberbangan langsung sehingga biaya logistik bisa ditekan, dan sangat baik juga untuk pariwisata," ungkapnya.
Sementara itu, Syamsul Munir membeberkan begitu banyak komoditi ekspor yang cocok dengan pasar negara yang masuk radar Bank Dunia sebagai negara Ease of Doing Business. Sebut di antaranya adalah fashion khususnya pakaian muslim mengingat negara tersebut penduduknya mayoritas muslim.
Tidak hanya itu, Kazakhstan yang juga mendapat peringkat negara kompetitif versi World Economic Forum, bisa menjadi pasar potensial pakain militer produk Indonesia. Sejumlah negara telah menjadi pelanggan produk pakain militer dari Indonesia. "Kita harus masuk di pasar Kazakhstan," ujar Syamsul Munir.
Foto bersama Pengurus Kadin Indonesia dan Duta Besar Kazakhstan, Daniyar Sarekenov untuk Indonesia. (Foto : Kadin)
Selain itu, dalam bisnis pariwisata antar kedua negara sangat terbuka. Pariwisata yang paling memungkinkan dibuka dalam waktu dekat adalah priwisata religi. Di kawasan Kazakhstan terdapat banyak peninggalan bersejarah bagi Islam yang layak untuk dikunjungi. Sebaliknya, destinasi wisata Indonesia tak kalah menariknya, selama ini penggarapannya lebih banyak ke wisatawan Timur Tengah.
Untuk mewujudkan hubungan Indonesia - Kazakhstan lebih erat dan bermafaat kedua negara, Komite Bilateral Kadin Indonesia - Kazakhstan akan menggelar dialog secara business to businees. Selain itu, program yang sedang dirancang adalah menghadirkan pameran dagang yang sudah mendapat lampu hijau dari pihak Kazakhstan. (*)
Editor : Syahrir Rasyid