Dia pun memutuskan masuk sekolah Bintara dan lulus menjadi anggota polisi berpangkat Sersan. Meski sudah bekerja, petuah ibunya tentang pentingnya pendidikan tidak pernah dilupakan sehingga dia memutuskan untuk kembali mengikuti tes Akabri.
Namun tes yang keempat hingga kelima kali itu gagal. "Barulah kesempatan yang ke-6 pada tahun 1987 saya bisa diterima sebagai Capratar (Calon Prajurit Taruna)," ujar Firli. Dia bersyukur dinyatakan lulus dan mengikuti pendidikan sebagai seorang perwira polisi.
Secara perlahan hingga saat ini, Firli pun diberi amanah menjadi ketua lembaga pemberantas korupsi.
"Apa yang saya alami, adalah contoh nyata bahwasanya pendidikan menjadi begitu amat penting, mengingat pendidikan sebagai satu upaya mewujudkan tujuan negara mencerdaskan kehidupan bangsa, dimana dengan bangsa yang cerdas, maka akan membawa kesejahteraan umum bagi segenap rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, mulai Miangas hingga Pulau Rote," katanya. (*)
Artikel ini telah tayang di www.inews.id dengan judul " Kisah Ketua KPK Berjuang Mengenyam Pendidikan, dari Berjualan Pepes Ketan hingga Jadi Pencuci Mobil ", Klik untuk baca: https://www.inews.id/news/nasional/kisah-ketua-kpk-berjuang-mengenyam-pendidikan-dari-berjualan-pepes-ketan-hingga-jadi-pencuci-mobil/2.
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait