Menteri Perdagangan Tegaskan Perdagangan Komoditas Perlu Ditata Ulang

Advenia Elisabeth
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menjadi salah satu pembicara di panel diskusi bertema Absorbing Commodity Shocks World Economic Forum (WEF) 2022 di Davos, Swiss. FOTO/Ist

JAKARTA, iNewsSerpong.idMenteri Perdagangan Muhammad Lutfi menekankan perlu adanya penataan ulang perdagangan komoditas dunia

Hal ini disampaikan dalam diskusi World Economic Forum (WEF) bertajuk  ‘Absorbing Commodity Shocks’.

Mendag mengatakan, kejadian dunia yang sifatnya negatif dan insidentil seperti perang Rusia Ukraina bukan menjadi penyebab terganggunya arus perdagangan komoditas yang menyebabkan inflasi tinggi, melainkan itu sebagai peringatan.

Dia menambahkan, kepemimpinan Presiden Joko Widodo sudah sejak lima tahun lalu menyatakan bahwa perdagangan komoditas dunia perlu ditata ulang. Karena struktur dan sistem yang dominan saat ini lebih banyak dampak buruknya dibandingkan manfaatnya. Khususnya bagi masyarakat di negara berkembang besar seperti Indonesia, Brazil, India dan China," kata Mendag Lutfi, Rabu (25/5/2022).

Menurut Mendag Lutfi, yang dibutuhkan adalah perubahan mentalitas dalam memandang perdagangan bebas dunia sebagai lokomotif yang tidak bisa dilepaskan dari faktor-faktor non ekonomi. Konsep yang dikenal dengan ESG (environment, sustainability and governance) saat ini menjadi ukuran pertama dan utama bagi investor dalam menanamkan modalnya.

Konsep ESG adalah pembangunan ekonomi berbasis pemeliharaan lingkungan, pembangunan yang berkesinambungan dan tata kelola. "Kami di Indonesia percaya bahwa komitmen penuh terhadap ESG menciptakan platform untuk membangun rasa saling membutuhkan dan saling percaya antara semua negara di dunia," ujar Mendag Lutfi.

Sambungnya, tapi Indonesia tidak tinggal diam melihat beragam hambatan terhadap perdagangan dan perekonomian dunia. Menurut dia, Indonesia sebagai negara terbesar di ASEAN yang memiliki total populasi 600 juta orang saat ini bersama-sama 9 negara ASEAN lainnya berkomitmen penuh untuk menghilangkan kendala perdagangan antar negara ASEAN sebagai kontribusi nyata ASEAN dalam meringankan beban perekonomian dunia saat ini.

Hal tersebut dilakukan sambil 10 negara ASEAN saling mendukung dalam menerapkan konsep ESG di masing-masing negara. "Selanjutnya dengan komitmen penuh ASEAN dalam penerapan ESG, kami berharap perekonomian ASEAN bisa semakin terintegrasi ke dalam rantai pasok utama dunia (main global supply chain)," tegas Mendag Lutfi. Singkatnya, tegas Lutfi, ESG justru akan menjadi katalis sekaligus peluang untuk negara berkembang menjadi negara maju.

Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Rabu, 25 Mei 2022 - 12:20 WIB oleh Advenia Elisabeth dengan judul "Mendag Sebut Perang Rusia Ukraina Bukan Penyebab Inflasi Tinggi". Untuk selengkapnya kunjungi:
https://ekbis.sindonews.com/read/779135/34/mendag-sebut-perang-rusia-ukraina-bukan-penyebab-inflasi-tinggi-1653455153

Untuk membaca berita lebih mudah, nyaman, dan tanpa banyak iklan, silahkan download aplikasi SINDOnews.
- Android: https://sin.do/u/android
- iOS: https://sin.do/u/ios

Editor : A.R Bacho

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network