Pada 1984, Yanai memutuskan untuk pindah ke wilayah Hiroshima. Di sana, dia mendirikan toko bernama Unique Clothing Warehouse yang merupakan cikal bakal dari Uniqlo.
Toko warehouse tersebut menjual pakaian kasual untuk pria, wanita dan anak-anak dengan harga murah namun berkualitas. Bahkan, beberapa produknya laku laris manis dan disukai masyarakat.
Dalam waktu 10 tahun, Uniqlo yang awalnya hanya toko di pinggiran kota kecil, saat itu bisa membuka puluhan cabang. Bahkan, Yanai juga memimpin proses go public perusahaannya pada 1994.
Berkat usahanya, kini Uniqlo memiliki lebih dari 2.000 toko dan menjadi perusahaan pakaian terbesar keempat di Jepang. Selain pendiri dan pemilik dari Uniqlo, beberapa merek ternama juga berada di bawah kendali perusahaannya, mulai dari Theory, Helmut Lang, K Brand, hingga GU.
Seiring dengan kesuksesan usahanya, Yanai pernah dinobatkan sebagai orang terkaya di Jepang oleh Forbes pada 2019 dan 2020. Sementara pada tahun lalu, dia turun ke peringkat kedua orang terkaya Jepang dengan kekayaan sebesar 24,2 miliar dolar AS atau setara Rp353,6 triliun.
Selain sukses bisnis, dia pun mendapatkan sejumlah penghargaan. Pada 2012, pria ini masuk dalam daftar 50 orang paling berpengaruh versi majalah Bloomberg Markets. Dia juga telah dianugerahi penghargaan retailer internasional pada 2010 dari National Retail Federation di AS. Institut Manajemen Sanno juga memilih Yanai sebagai presiden perusahaan terbaik pada 2009. (*)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait