Marak Pembagian Dividen, Namun Waspada  Masuk Dividend Trap

Aldo Fernando - Riset
Ramai-ramai Emiten Bagi Dividen, Awas Kena Dividend Trap. (Foto: MNC Media)

JAKARTA, iNewsSerpong.id – Saat ini merupakan bulan yang sibuk, dimana emiten ramai membagikan dividen kepada investor.

Untuk itu, investor perlu memahami kinerja suatu saham emiten yang sedang membagikan dividen agar tidak terjerat jebakan dividen (dividend trap).

Biasanya, investor tidak hanya berburu capital gain yang diperoleh berkat selisih keuntungan dari jual-beli saham, melainkan juga dari berburu dividen.

Dividen tunai sendiri adalah keuntungan (misalnya dari laba bersih) yang dibagikan suatu emiten kepada para pemegang saham perseroan.

Saham emiten yang membagikan dividen jumbo tentu sangat menarik untuk dikoleksi. Hanya saja, di dalam pasar saham ada istilah dividend trap.

Secara sederhana, dividend trap berarti jebakan imbal hasil (yield) dividen suatu emiten yang tampaknya tinggi dan menggiurkan, tetapi setelah memasuki masa ex-date (ketika investor tidak lagi berhak menerima dividen) harga sahamnya justru anjlok.

Alhasil, investor terjebak membeli di harga tinggi (saat cum date) dan harus menyaksikan harga saham koleksinya malah merosot pasca-cum dateCum date adalah tanggal terakhir di mana investor berhak memperoleh dividen. Periode cum date terjadi sebelum ex-date.

Penyebab utama dividend trap adalah ketika investor tidak mau ketinggalan berburu dividen jumbo suatu emiten yang membuat harga sahamnya naik hingga cum date. Hanya saja, investor tersebut tidak mempertimbangkan potensi penurunan harga saham signifikan pasca-cum date.

Sebagai contoh, emiten batu bara BUMN PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menebar dividen tunai untuk tahun buku 2021 dengan nilai jumbo, Rp688,51/saham.

Dengan cum date PTBA pada 3 Juni lalu dan harga saham di Rp4.630/saham, yield dividen emiten ini terbilang besar, yakni 14,87%. Ternyata, setidaknya dua hari setelahnya, harga saham PTBA malah anjlok 12,10%.

Adapun, sejak cum date sampai hari ini, Senin (13/6), harga saham PTBA sudah ambles 16,41%. Ini berarti penurunan sejak 6 Juni hingga hari ini lebih besar dari besaran yield dividen PTBA per cum date.

Contoh lain, emiten distributor sepeda motor Grup Saratoga, PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX), yang menebar dividen Rp180/saham.

Dengan harga saham saat cum date (27 Mei 2022) sebesar Rp1.345/saham, yield dividend MPMX mencapai 13,38%. Tentu angka yang besar, apabila dibandingkan dengan emiten-emiten besar lainnya yang berkisar, katakanlah, di rentang 3-5%.

Mirip dengan saham PTBA, saham MPMX anjlok selama 2 hari dengan total minus 10,78%. Sementara, sejak cum date sampai hari ini, harga saham MPMX sudah ‘terjun’ 27,51%.

Contoh terakhir, emiten batu bara PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) menebar dividen tunai Rp411,04/saham dengan cum date pada 17 Mei lalu.

Saat cum date, harga saham BSSR sebesar Rp4.640/saham, yang berarti yield dividennya sebesar 8,86%.

Apabila investor tergiur dengan imbal hasil dividen BSSR saat cum date tersebut, dia harus terpaksa melihat harga saham BSSR anjlok hingga batas auto rejection bawah (ARB) selama 2 hari berikutnya (atau minus 13,36%).

Kalau dibandingkan antara harga saat cum date dengan hari ini, harga saham BSSR sudah anjlok 22,41%.

Di atas merupakan contoh potensi jebakan dividen yang bisa investor alami apabila tidak memiliki rencana trading yang tepat.

Beberapa langkah untuk menghindari dividend trap, misalnya, dengan menganalisis pergerakan harga saham dan fundamental emiten yang sedang diburu. Yang tidak juga kalah pentingnya, perlu juga melihat jeroan emiten dan bagaimana tren pembagian dividen emiten tersebut sebelumnya(*)

 

Editor : A.R Bacho

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network