4. Ekuador
Melalui Presiden Rafael Correa, Ekuador menangguhkan pembayaran hampir 40 persen utang negara untuk ketiga kali dalam 14 tahun, pada Desember 2008. Hal itu dapat memengaruhi akses ke kredit karena negara harus menghadapi kekurangan anggaran akibat jatuhnya harga minyak.
Bagi Ekuador, minyak membiayai 40 persen anggaran nasional, namun pemerintahan Correa menghabiskannya untuk berbagai program sosial.
Pada 2020, negara ini juga terancam gagal bayar utang akibat dampak pandemi yang dihadapi. Namun, Ekuador mampu merestrukturisasi utangnya. Hal ini dipuji oleh IMF.
5. Zimbabwe
Lilitan utang membuat Zimbabwe menyatakan negaranya bangkrut pada 2009. Pada 2008, kondisi ekonomi Zimbabwe sangat kelam. Negara Afrika itu memiliki utang hingga 4,5 miliar dolar AS atau 131 persen dari PDB. Selain harus menghadapi angka pengangguran yang melonjak hingga 80 persen, di tahun tersebut Zimbabwe tengah melawan kelangkaan pangan, kekeringan, penyakit kolera, konflik, serta inflasi yang parah.
Bukan hanya tidak menggunakan mata uang negara sebagai alat transaksi, rakyat Zimbabwe juga berhenti membayar kewajiban pajak. (*)
Editor : Syahrir Rasyid