JAKARTA, iNewsSerpong.id – Kisah Sukses pemilik Mayapada Group sekaligus filantropis Indonesia, Dato Sri Tahir menjadi inspirasi bagi beberapa orang.
Dato Sri Tahir dikenal sebagai seorang pengusaha yang sukses dan memiliki beberapa unit usaha di bawah holding company Mayapada Group tersebut, meliputi sektor perbankan, properti, rumah sakit, media cetak dan televisi, dan lain-lain. Bahkan, Ia masuk ke dalam daftar orang terkaya di Indonesia ke-16 menurut Forbes 2021.
Kisah Sukses Dato Sri Tahir
Dato Sri Tahir lahir di Surabaya, 26 Maret 1952, dari sebuah keluarga yang tergolong kurang mampu. Ia merupakan anak dari pasangan Ang Boen Ing dan Lie Tjien Lien yang berprofesi sebagai pembuat becak. Walaupun berasal dari kondisi serba terbatas secara ekonomi, kisah sukses Dato Sri Tahir dimulai dari situ.
Ia memiliki impian untuk menjadi seorang dokter dan menempuh pendidikan di bidang tersebut. Ia lalu berusaha untuk menempuh pendidikan dengan serius dan berprestasi. Ia pun lalu menamatkan pendidikannya di SMA Kristen Kalianyar Surabaya pada tahun 1971.
Saat dirinya melanjutkan pendidikan kuliahnya di jurusan kedokteran, ayah Tahir jatuh sakit dan tidak sanggup untuk membiayai keluarganya. Ia pun melanjutkan usaha ayahnya tersebut untuk menyambung hidup keluarga.
Namun, di usianya yang menginjak 20 tahun, Tahir mendapatkan beasiswa untuk menempuh pendidikan bisnis di Nanyang Technological University, di Singapura. Sambil menempuh pendidikannya, Dato Sri Tahir juga membeli barang-barang yang didapatkannya di pusat perbelanjaan Singapura seperti pakaian wanita dan sepeda, lalu menjualnya di Indonesia.
Bisnis di Bidang Garmen hingga Mendirikan Mayapada Group
Setelah lulus, Ia lalu melanjutkan bisnis garmennya tersebut. Bisnis garmennya cukup membuahkan hasil dan di usia ke-35 tahunnya, Ia melanjutkan pendidikannya di Golden Gates University Amerika Serikat di bidang keuangan.
Setelah sukses dengan bisnis garmennya, Dato Sri Tahir mulai memberanikan diri untuk merambah bisnis di bidang lain. Ia pun akhirnya mendirikan Mayapada Group pada tahun 1986 dan mulai merambah bisnis di bidang otomotif, perbankan, dan kesehatan.
Di tahun 1990, Bank Mayapada lahir dan menjadi bisnis andalan dari Mayapada Group. Sayangnya, bisnis garmen adri Mayapada Group sudah tidak terlalu tumbuh pesat seperti bisnis perbankannya.
Lalu, krisis moneter pada tahun 1998 datang menghantam berbagai sektor industri, termasuk perbankan. Namun, Bank Mayapada tetap bertahan dan masuk ke Bursa Efek Jakarta pada saat itu.
Setelah itu, bisnisnya terus berkembang dan menyasar berbagai sektor seperti kesehatan, media, dan toko bebas bea.
Itulah beberapa cerita mengenai kisah sukses Dato Sri Tahir yang mengawali bisnisnya dari nol.(*)
Editor : A.R Bacho