get app
inews
Aa Read Next : Diduga Lalai Beri Perlindungan Siswa, Sekolah Elite Pre-School di Jakarta Dilaporkan ke Polda Metro

Amalan Puasa Tarwiyah Dan Arafah, Lengkap Bacaan Niat Serta Dalil

Rabu, 06 Juli 2022 | 13:40 WIB
header img
Amalan Puasa Tarwiyah dan Arafah yang dilaksanakan sebelum Idul Adha. (Foto: Freepik)

JAKARTA, iNewsSerpong.id - Amalan Puasa Tarwiyah dan Arafah merupakan puasa sunnah yang dilakukan sebelum Idul Adha. Tahun ini, Puasa Tarwiyah yang dilaksanakan tiap 8 Dzulhijjah jatuh pada Jumat, 8 Juli 2022. Sedangkan Puasa Arafah dilaksanakan sehari setelahnya yakni 9 Dzulhijjah bertepatan hari Sabtu, 9 Juli 2022.

Tahun ini, Puasa Tarwiyah dan Arafah 2022 yang dilaksanakan umat Islam di Indonesia berbeda dengan Arab karena terjadi perbedaan dalam penetapan awal 1 Dzulhijjah 1443 H.

Pemerintah Arab Saudi menetapkan Arafah jatuh pada Jumat, 8 Juli dan Idul Adha jatuh hari Sabtu, 9 Juli 2022.

Kendati demikian, perbedaan tersebut tidak perlu dibesar-besarkan.

Amalan Puasa Tarwiyah dan Arafah

Amalan Puasa Tarwiyah dan Arafah memiliki keutamaan di dalamnya karena masuk dalam 10 hari pertama di Bulan Dzulhijjah yang istimewa. 

Asal usul tarwiyah berasal dari kata tarawwa yang artinya membawa bekal air. Hal itu karena pada hari tersebut, para jamaah haji membawa banyak bekal air zam-zam untuk persiapan arafah dan menuju Mina. Mereka minum, memberi minum ontanya, dan membawanya dalam wadah.

Ustaz Hanif Luthfi Lc dalam bukunya berjudul "Amalan Ibadah Bulan Dzulhijjah terbitan Rumah Fiqih Publishing menjelaskan, Imam an-Nawawi (w. 676 H) menjelaskan alasan penamaan ini: Hari ke-8 bulan Dzulhijjah disebut hari Tarwiyah, karena mereka (para jamaah haji) bersiap membawa bekal dan dibawa ketika pergi ke Makkah sampai Arafah Ibnu Qudamah (w. 620 H) menjelaskan asal penamaan ini.

Dinamakan demikian, karena para jamaah haji, mereka membawa bekal air pada hari itu, yang mereka siapkan untuk hari arafah. 

Ada juga yang mengatakan, dinamakan hari tarwiyah, karena Nabi Ibrahim ’alaihis salam pada malam 8 Dzulhijjah, beliau bermimpi menyembelih anaknya. Di pagi harinya, beliau yarwi (berbicara) dengan dirinya, apakah ini mimpi kosong ataukah wahyu Allah? Sehingga hari itu dinamakan hari tarwiyah.

Terdapat hadits yang secara khusus menganjurkan puasa di hari tarwiyah (tanggal 8 Dzulhijjah). Hadis itu menyatakan, ”Siapa yang puasa 10 hari, maka untuk setiap harinya seperti puasa sebulan. Dan untuk puasa pada hari tarwiyah seperti puasa setahun, sedangkan untuk puasa hari arafah, seperti puasa dua tahun.”

Hadits ini berasal dari jalur Ali al-Muhairi dari at-Thibbi, dari Abu Sholeh, dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, secara marfu’.

Para ulama menegaskan bahwa hadits ini adalah hadis palsu. Ibnul Jauzi (wafat 597 H) mengatakan, Hadis ini tidak shahih. Sulaiman at-Taimi mengatakan, ’at-Thibbi seorang pendusta.’

Ibnu Hibban menilai, ’at-Thibbi jelas-jelas pendusta. Sangat jelas sehingga tidak perlu dijelaskan.’ (al-Maudhu’at, 2/198). 

Muslim tetap dianjurkan untuk memperbayak puasa selama tanggal 1 sampai 9 Dzulhijjah. Tentu saja, hari tarwiyah masuk di dalam rentang itu.Dari Hunaidah ibn Khalid, dari istrinya, dari istri-istri Nabi صلى الله عليه وسلم ,mereka berkata: 

“Rasulullah صلى الله عليه وسلم biasa berpuasa Sembilan hari di bulan Dzulhijjah, berpuasa di hari Asyura, berpuasa tiga hari di setiap bulannya, puasa senin pertama dan juga hari kamis di setiap bulannya”. 

Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud, Ahmad, dan Nasa’i. Ahmad dan Nasa’i menambahkan, “dan dua kamis. (HR. Abu Dawud).

Dalam kitab an-Najm al-Wahhaj itu disebutkan, ”dan disunnahkan untuk berpuasa pada hari tarwiyah beserta hari Arafah sebagai tindakan hati-hati. 

Maka, ketika hadits dianggap dhaif dari segi sanadnya, bukan berarti lantas semua isinya ditinggalkan begitu saja. Hadits tentang puasa tarwiyah itu yang dianggap dhaif adalah fadhilah atau keutamaan puasanya.  Adapun masyru'iyyah atau pensyariatan kesunnahannya bukan karena hadits dhaif tadi.

Berbeda dengan keutamaan puasa Tarwiyah yang masih diperselisihkan, para ulama telah sepakat terkait sunnah puasa Arafah untuk dilaksanakan. 

Sedangkan Arafah artinya mengetahui. Ibnul Mubarak meriwayatkan dari Abul Malik ibnu Abu Sulaiman, dari Ata yang menceritakan bahwa sesungguhnya tempat wuquf dinamakan Arafah, karena ketika Malaikat Jibril memperlihatkan kepada Nabi Ibrahim as tempat-tempat manasik, Nabi Ibrahim berkata, "Aku telah mengenal ini" (yang dalam bahasa Arabnya disebut 'Araftu), kemudian dinamakanlah Arafah.

Hadits tentang keutamaan melaksanakan puasa sunnah Arafah. Rasulullah SAW bersabda:  

"Tiada dari hari dalam setahun aku berpuasa lebih aku sukai daripada hari Arafah." (HR Baihaqi).

Dalam hadits lain disebutkan tentang keutamaan puasa Arafah.

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ اَحْتَسِبُ عَلَى اللّهِ اَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِيْ قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِيْ بَعْدَهُ، وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ اَحتَسِبُ عَلَى اللّهِ اَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِيْ قَبْلَهُ

“ … Dan puasa pada hari Arafah –aku mengharap dari Allah- menghapuskan (dosa) satu tahun yang telah lalu dan satu tahun yang akan datang. Dan puasa pada hari ‘Asyura’ (tanggal 10 Muharram) –aku mengharap dari Allah menghapuskan (dosa) satu tahun yang telah lalu.” (HR Muslim, Abu Dawud, Ahmad, Baihaqi, dan lain-lain).

Niat Puasa Tarwiyah dan Arafah

Berikut Niat Puasa Tarwiyah

 نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى

Arab-latin: Nawaitu shouma tarwiyata sunnatan lillahi ta'ala

Artinya: Saya niat puasa Tarwiyah, sunnah karena Allah ta'ala.

Niat Puasa Arafah

 نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى

 Nawaitu shouma arafata sunnatan lillahi ta'ala

Artinya : Saya niat puasa sunah Arafah karena Allah Ta'ala.

Demikian pembahasan mengenai amalan Puasa Tarwiyah dan Arafah yang dilaksanakan sebelum Idul Adha.

Wallahu A'lam (*)

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Berita iNews Serpong di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut