get app
inews
Aa Read Next : Perbesar Postrsi Saham di KSP, United Tractors (UNTR) Gelontorkan Rp249 Miliar

Ramai Buyback Saham, ADRO-UNTR Hingga LPPF, Cek Kinerja Sahamnya!

Senin, 18 Juli 2022 | 17:12 WIB
header img
ADRO-UNTR-LPPF Cs Buyback Saham, Cek Kinerja Sahamnya! (Foto: MNC Media)

JAKARTA, iNewsSerpong.id – Pembelian kembali saham (buyback) semenjak awal tahun ini gencar dilakukan perusahaan. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat terdapat delapan emiten yang tercatat melakukan buyback saham baru-baru ini.

Emiten tersebut adalah PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel (MTEL), dan PT Matahari Department Store Tbk (LPPF).

Selain itu, emiten lainnya sepertiPT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Jaya Real Property Tbk (JRPT),PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN), dan PT Cikarang Listrindo Tbk (POWR) juga tercatat melakukan buyback saham.

Biasanya, emiten melakukan aksi buyback untuk menstabilkan harga saham perseroan sekaligus memberikan sinyal kepada investor soal nilai saham perusahaan secara fundamental.

PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO)

Emiten tambang batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) memutuskan memperpanjang periode buyback saham selama 3 bulan mulai 20 Juni sampai 19 September 2022.

Merujuk pada surat perseroan nomor AE/173/XII-21/MP/aps perihal Laporan Informasi atau Fakta Material Perseroan sehubungan dengan perpanjangan periode Pembelian Kembali Saham Perseroan, perseroan akan memperpanjang jangka waktu pembelian kembali saham selama 3 bulan.

ADRO akan buyback saham dengan jumlah sebanyak-banyaknya Rp 4 triliun. Sesuai POJK Nomor 2/2013 dan SEOJK Nomor 3/2020, jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak akan melebihi 20 persen dari modal disetor dengan ketentuan paling sedikit saham yang beredar adalah 7,5 persen dari modal disetor perseroan.

PT United Tractors Tbk (UNTR)

PT United Tractors Tbk (UNTR) menyiapkan dana Rp 5 triliun untuk membeli kembali saham perseroan. Adapun jumlahnya tidak melebihi 20% dari modal disetor, dengan saham yang beredar paling sedikit sebanyak 7,5% dari modal disetor oleh perseroan.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), periode buyback saham akan berlangsung mulai hari ini, 13 Juli hingga 12 Oktober 2022 mendatang.

Pembelian kembali saham akan dilakukan dengan menggunakan kas internal perseroan. Hal tersebut mengakibatkan aset dan ekuitas perseroan akan turun maksimal sebanyak Rp5 triliun.

PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel (MTEL)

Mitratel (MTEL), emiten yang bergerak di sektor komunikasi, melakukan buybacksenilai Rp1 triliun dengan ketentuan paling sedikit saham yang beredar adalah 7,5% dari modal disetor.

Dalam keterbukaan informasi BEI, Kamis (2/6/2022), buyback saham akan dilakukan secara bertahap dalam periode tiga bulan terhitung sejak 2 Juni hingga 2 September 2022 dengan pembatasan harga pembelian saham sebesar maksimum Rp801 per saham.

"Berdasarkan data perseroan, harga saham MTEL turun sejak tanggal 10 Mei 2022 di Rp765 dan turun drastis pada tanggal 17 Mei 2022 di Rp685 hingga tanggal 18 Mei 2022 di Rp665," tulis Mitratel dalam prospektusnya.

Dengan pertimbangan tersebut,MTEL berencanamelakukan buybacksaham yang telah dikeluarkan dan tercatat di BEI dengan jumlah saham tidak melebihi 20% dari modal disetor dalam perseroan sesuai POJK 2/2013.

Sementara ketentuan paling sedikit saham yang beredar adalah 7,5% dari modal disetor.

PT Matahari Department Store Tbk (LPPF)

PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) melakukan pembelian kembali saham perseroan berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang berlangsung pada Senin (6/6/2022).

Buyback saham ini disepakati akan berlangsung untuk jangka waktu 18 bulan terhitung mulai 6 Juni 2022 sampai dengan 5 Desember 2023.

Perseroan akan melakukan pembelian saham akan dilakukan sebanyak-banyaknya 10 persen atau setara dengan 262.614.878 lembar saham dari jumlah saham yang dikeluarkan Perseroan dengan harga buyback mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

"Rencana pembelian kembali saham ini dilakukan Perseroan sebagai bentuk upaya Perseroan untuk meningkatkan nilai pemegang saham dan kinerja saham Perseroan" jelas Wakil Presiden Direktur dan CEO LPPF, Terry O'Connor, melalui keterangan resminya, Senin (6/6/2022).

PT Kalbe Farma Tbk (KLBF)

PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) berencana buyback 312,5 juta saham. Pembelian kembali saham akan dilaksanakan secara bertahap dengan perkiraan periode 20 Mei 2022 hingga 19 Agustus 2022.

"Dengan mempertimbangkan penurunan pendapatan tersebut secara pro rata, perseroan memperkirakan proforma laba per saham periode 3 bulan 2022 adalah Rp17,7 per saham dibandingkan laba per saham yang dibukukan sebesar Rp 17,8 per saham," jelas manajemen, dikutip dari keterbukaan informasi.

Adapun manajemen berharap, pembelian kembali saham dapat menstabilkan harga dalam kondisi pasar yang fluktuatif serta memberikan keyakinan kepada investor atas nilai saham perseroan secara fundamental.

Pembelian kembali atas saham emiten farmasi ini memberikan fleksibilitas bagi perseroan dalam mengelola modal jangka panjang. Sebab, saham treasuri dapat dijual di masa yang akan datang dengan nilai yang optimal jika pihaknya memerlukan penambahan modal.

PT Jaya Real Property Tbk (JRPT)

PT Jaya Real Property Tbk (JRPT) berencana memperpanjang periode pembelian kembali saham atau buyback. Emiten properti ini menyampaikan rencana perpanjangan tersebut pada 13 Juli 2022 lalu. Sementara jangka waktu buyback saham disepakati selama 3 bulan.

Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan akan melaksanakan pembelian kembali saham paling lama tiga bulan sejak penyampaian rencana buyback tersebut. Adapun, selama periode tersebut, perseroan menyiapkan dana sebesar Rp100 miliar.

JRPT akan membeli kembali sebanyak 208,30 juta lembar saham atau sebesar 1,576 persen dari total jumlah modal ditempatkan dan disetor dalam perseroan.

Dengan melakukan pembelian kembali saham, perseroan berharap dapat terus menjaga pertumbuhan yang berkesinambungan di masa mendatang. Salah satunya dengan melakukan buyback saham di tengah kondisi makro  ekonomi dan fluktuasi harga saham perseroan di BEI.

PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN)

Emiten yang bergerak di industri investasi, PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN), hendak melakukan pembelian kembali atas saham perseroan yang dikeluarkan sebanyak-banyaknya 10 persen dari seluruh modal.

Adapun pada tanggal pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yaitu Selasa (5/7/2022), alokasi dana sebanyak-banyaknya sebesar Rp100 miliar.

Kondisi pasar modal yang berfluktuasi dan mempengaruhi harga saham perseroan menjadi dasar pertimbangan dalam melakukan buyback.

“Perseroan memiliki fleksibilitas dan mekanisme untuk menjaga stabilitas harga saham Perseroan, jika harga saham Perseroan tidak mencerminkan nilai atau kinerja Perseroan yang sebenarnya,” tulis manajemen dalam keterbukaan informasi.

Pelaksanaan Pembelian Kembali Saham Perseroan akan dilakukan secara bertahap dalam waktu paling lama 18 (delapan belas) bulan sejak disetujuinya Pembelian Kembali Saham Perseroan oleh RUSPLB.

PT Cikarang Listrindo Tbk (POWR)

PT Cikarang Listrindo Tbk (POWR) mengantongi restu dari para pemegang saham untuk melakukan buyback saham. Aksi korporasi ini disetujui melalui RUPSLB pada 16 Juni 2022.

Dalam laporan Perseroan di keterbukaan informasi BEI, dikutip Sabtu (18/6/2022), Investor Relations & Corporate Finance Manager POWR, Ko Rina mengatakan rencana buyback saham dalam jumlah yang setara dengan sebanyak-banyaknya USD10 juta atau setara Rp144,8 miliar dengan menggunakan kurs tengah Rp14.480 per USD mulai 9 Mei 2022.

Pembelian kembali saham emiten sektor energi ini akan dilakukan secara bertahap dalam waktu paling lama 18 bulan sejak disetujui oleh RUPS.

Kinerja Saham

Lantas, bagaimana dengan kinerja sahamnya?

Dari 8 saham emiten di atas, saham UNTR yang paling melonjak sepekan, naik 5,97% ke Rp28.850/saham. Kenaikan ini berbarengan dengan dimulainya aksi buyback saham UNTR mulai Rabu pekan lalu (13/4).

Sejak awal tahun (ytd), saham emiten kontraktor tambang Grup Astra ini sendiri sudah melonjak 30,25% di tengah commodities boom (terutama batu bara).

Sementara, saham Grup Kresna KREN memiliki kinerja terburuk di antara yang lainnya. Sejak menyentuh level Rp775/saham pada  8 Juni 2018, saham KREN terun dalam tren penurunan.

Penurunan paling signifikan terjadi pada akhir Februari sampai Mei 2020, ketika harga saham KREN terpental jauh dari Rp472/saham ke Rp76/saham.

Saat ini, harga saham KREN nyender  alias tak bergerak di level gocap atawa Rp50/saham. (*)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

 

Editor : A.R Bacho

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut