JAKARTA,iNewsSerpong.id -PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA) atau Moratelindo sah menjadi anggota bursa. MORA mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Senin (8/8/2022). Hingga penutupan perdagangan sesi pertama, harga saham MORA naik 24,75 persen di Rp494.
Dalam upaya mengembangkan bisnisnya, Wakil Direktur Utama MORA Jimmy Kadir menyampaikan strategi yang akan dilakukan oleh perseroan tahun ini. Ia menyebut, perseroan akan memprioritaskan untuk memperluas jaringan layanan internet rumah atau fiber to home.
“Karena internet di rumah ini naik signifikan, jadi kami akan merambah ke Kalimantan, Medan, Jambi, Kupang, Bali dan seluruh Jawa,” kata Jimmy dalam Market Review IDX Channel, Senin (8/8/2022).
Sebagaimana diketahui, saat ini Moratelindo telah menggelar jaringan kabel serat optik atau fiber optic sepanjang 36.951 kilometer, yang terdiri dari jaringan fiber optic darat dan laut.
Jaringan fiber optic tersebut meliputi Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku Barat Daya, Papua, Papua Barat, Singapura dan Malaka.
Selain memperluas lokasi jaringan fiber opticnya, perseroan juga akan menggunakan satelit untuk menjangkau daerah-daerah terpencil yang belum mendapat akses internet. Jimmy optimistis dengan strategi tersebut, perseroan akan mampu mencapai target pendapatan sebanyak dua digit tahun ini.
“Perseroan itu segmentasinya banyak, mulai dari pemerintah, telco, dan wholesales. Jadi pangsa pasarnya masih luas,” kata dia.
Dari sisi kinerja keuangan, Moratelindo mencatatkan pertumbuhan pendapatan juga laba tahun berjalan. Hingga kuartal I 2022, pendapatan perseroan tumbuh 4,58 persen menjadi Rp 1,02 triliun dari sebelumnya Rp 981,05 miliar.
Kemudian, laba tahun berjalan hingga akhir Maret 2022 tercatat sebesar Rp 183,61 miliar atau naik dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 182,05 miliar.
Adapun, Moratelindo IPO dengan menawarkan sebanyak 2,52 miliar saham baru atau sebanyak 10,68 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Dengan harga pelaksanaan yang ditetapkan, perseroan akan mengantongi dana sebesar Rp 1 triliun.
Perseroan akan menggunakan 85% dana hasil IPO untuk investasi terhadap backbone dan access, termasuk dengan perangkat dan infrastruktur baik pasif maupun aktif, serta pengembangan data center. Selain itu, perseroan juga akan membangun inland cable, ducting, serta perangkat penunjang baik aktif maupun pasif infrastruktur.
Dana hasil IPO juga akan digunakan untuk peningkatan kapasitas jaringan yang sudah ada dan penambahan kapasitas jaringan yang baru. Kemudian, sebesar 15% dana IPO akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja dan kegiatan umum usaha perseroan, yaitu biaya operasional dan perawatan jaringan, beserta perangkat pendukungnya, biaya instalasi perangkat ke pelanggan dan untuk aktivitas promosi.(*)
Editor : A.R Bacho