JAKARTA, iNewsSerpong.id - Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) meluncurkan 7 (tujuh) pecahan Uang Rupiah Kertas Tahun Emisi 2022 (Uang TE 2022). Ketujuh pecahan uang kertas 2022 secara resmi sudah berlaku, dikeluarkan dan diedarkan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bertepatan pada HUT-77 Kemerdekaan RI, 17 Agustus 2022.
Ada beberapa perubahan yang dilakukan terhadap desain dari uang TE 2022 jika dibandingkan dengan uang TE 2016. Terdapat tiga aspek inovasi penguatan Uang TE 2022 yaitu desain warna yang lebih tajam, unsur pengaman yang lebih andal, dan ketahanan bahan uang yang lebih baik.
Inovasi tersebut dimaksudkan agar uang Rupiah semakin mudah untuk dikenali ciri keasliannya, nyaman, dan aman untuk digunakan, serta lebih sulit untuk dipalsukan sehingga uang Rupiah semakin berkualitas dan terpercaya serta menjadi kebanggaan bersama sebagai simbol kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Uang TE 2022 tetap mempertahankan gambar utama pahlawan nasional pada bagian depan, serta tema kebudayaan Indonesia seperti gambar tarian, pemandangan alam, dan flora pada bagian belakang.Ada 7 jenis tarian yang termuat di dalam Uang TE 2022, apa saja jenis tarian tradisional yang tertera pada uang kertas baru ini? Berikut ulasannya:
1. Tari Tifa (Pecahan Rp 1.000)
Tari Tifa merupakan tari tradisional asal Papua ya g diiringi dengan alat musik tifa. Tifa adalah instrumen musik tradisi di tanah Papua yang terbuat dari kayu dengan membrane dari kulit binatang dan tergolong single-headed frame drum.
Sebagaimana tari-tari di Nusantara, ekspresi sosial amat mendasari tari tifa ini. Tari tifa ditarikan sebagai simbol kebersamaan yang dirayakan dalam bunyi dan gerak.
Ketukan kaki dan tepukan tifa memberikan isyarat dan simbol. Ada unsur kegembiraan, keramahan serta tekad di dalamnya. Tari ini digelar untuk penyambutan tamu, panen atau hasil buruan.
2. Tari Piring (Pecahan Rp 2.000)
Tari Piring Asal Sumatera Barat merupakan warisan budaya tak benda yang menarik untuk kita ketahui. Tari piring atau dalam bahasa Minang disebut tari piriang merupakan tarian tradisional Minangkabau yang menampilkan atraksi menggunakan piring.
Para penari mengayunkan piring di tangan mengikuti gerakan-gerakan cepat yang teratur, tanpa ada satupun piring terlepas dari tangan. Gerakannya diambil dari langkah dalam silat Minangkabau atau silek.
Tari ini dipopulerkan oleh Huriah Adam. Saat ini, tari piring dipertunjukkan untuk penyambutan tamu terhormat atau pembukaan upacara adat.
3. Tari Gambyong (Pecahan Rp 5.000)
Tari Gambyong berasal dari Surakarta, Jawa Tengah. Penarinya terdiri dari 2 orang perempuan remaja yang memakai kostum kemben hijau, bawahan batik, dan selendang yang melingkar di pinggang. Tari gambyong diiringi gamelan jawa dan penyanyi (sinden).
Gambyong menjadi tarian hiburan dan penyambutan tamu kehormatan. Dahulu tarian ini ditampilkan di lingkungan keraton, lalu mengalami perkembangan sebagai pentas kesenian.
4. Tari Pakarena (Pecahan Rp 10.000)
Tari pakarena adalah jenis tarian tradisional yang menjadi tarian daerah provinsi Sulawesi Selatan. Tarian ini menjadi salah satu ikon kebudayaan provinsi yang beribukotakan di Makassar tersebut.
Dalam pementasan nya tarian tradisional ini dimainkan oleh 4 penari dan diiringi dengan alat musik berupa gandrang dan puik-puik. Gandrang merupakan sebuah alat musik yang terbuat dari kepala drum sementara puik-puik merupakan alat musik tiup mirip dengan seruling.
Pada masa lalu jenis tari klasik ini dipertunjukkan sebagai salah satu media pemujaan kepada para dewa. Keindahan serta keunikan gerak tari pakarena ini kemudian lambat laun menggeser fungsi dari tarian ini sebagai media hiburan.
5. Tari Gong (Pecahan Rp 20.000)
Tari Gong yang disebut juga Tari Kancet Ledo merupakan salah satu tari tradisional suku Dayak di Kalimantan Timur. Tari Gong dimainkan dengan menggunakan alat musik gong sebagai pengiringnya. Di mana merupakan bentuk tarian tunggal yang ditarikan oleh seorang wanita.
Tari Gong menggambarkan kelembutan seorang gadis yang meliuk-liuk bagaikan sebatang padi. Tarian tradisional tersebut ditarikan oleh seorang gadis dengan memakai pakaian adat Dayak Kenyah.
Di mana gerakan tubuh dan tangan yang lambat dan lembut, serta dominasi bulu burung dalam corak pakaiannya merupakan ciri khas yang bisa dilihat pada tarian tersebut.
Biasanya tari Gong dipertunjukkan untuk upacara penyambutan tamu agung atau upacara menyambut kelahiran seorang bayi kepala suku.
6. Tari Legong (Pecahan Rp 50.000)
Tari Legong merupakan sebuah tarian klasik Bali dengan perbendaharaan gerak yang sangat komplek. Istilah Legong sendiri dikenal masyarakat Bali sebagai tarian persembahan yang bisa dibaca dalam lontar Catur Muni-Muni.
Pada dasarnya, tari Legong terdiri dari tiga tahapan/bagian yang meliputi: Pangawit (pembukaan) biasanya terdiri dari melodi pembuka dimainkan penabuh yang kemudian dilanjutkan dengan papeson, di mana penari mulai keluar ke tengah kalangan. Biasanya pada bagian ini belum ada kisah atau lakon yang ditampilkan.
Setelahnya bagian pangipuk (adegan cumbu rayu) dan atau pesiat (pertempuran). Sesuai kebutuhan lakon, ada dua jenis Legong yang mengawali Pesiat dengan angkat-angkatan (persiapan) perjalanan menuju medan perang, atau menyela pesiat dengan tetangisan, adegan isak tangis. Adegan terakhir adalah pakaad, ini bagian tersingkat dalam struktur tari Legong. Pada bagian ini para penari melakukan tarian penutup dengan suasana yang netral.
7. Tari Topeng Betawi (Pecahan Rp 100.000)
Tari Topeng Betawi merupakan salah satu pertunjukan kesenian tradisional yang berasal dari masyarakat Betawi. Tarian ini biasanya dibawakan saat pementasan teater rakyat Topeng Betawi, bersamaan dengan musik, nyanyian, bebodoran (lawak), dan lakon (drama).
Masyarakat Betawi dahulu percaya bahwa tarian Topeng Betawi bisa menjauhkan diri dari mara bahaya atau petaka. Namun seiring perubahan zaman, kepercayaan itu mulai luntur. Saat ini Tari Topeng Betawi hanya berfungsi sebagai hiburan semata dalam hajatan atau acara adat lainnya.
(*)
Editor : Syahrir Rasyid